54 Petani Milenial dari seluruh Pelosok Indonesia Siap Jadi Job Creator Berangkat Magang ke Taiwan

By Admin


nusakini.com - 54 petani milenial dari seluruh Indonesia terpilih mewakili desa mereka menjadi agen perubahan pertumbuhan ekonomi pertanian melalui kerjasama pertama Indonesia dengan pemerintah Taiwan. Kementerian Pertanian melalui Pusat Pelatihan Pertanian, Badan Peyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melatih dan memberangkatkan 54 petani milenial angkatan I program magang petani milenial ke Taiwan. Tegas Kepala Pusat Pelatihan, Ir.Bustanul Arifin Caya. Lembang, Bandung 23/08/2019.

Bustanul menambahkan bahwa Sejak 1984 BPPSDMP Kementerian Pertanian sudah mengembangkan kerjasama pelatihan melalui program magang di Jepang. “Ini adalah salah satu program percepatan kualitas SDM pertanian agar menjadi petani wirasusahawan yang handal mampu memproduksi produk pertanian kualitas ekspor”. Dan di tahun 2019 ini kita memperluas kerjasama dengan Negara Taiwan yang lebih berfokus pada tanaman Hortikultura Sayur dan buah-buahan.

“Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan sukses. Sekarang Taiwan di serbu oleh tenaga kerja Pertanian Indonesia”. Ujar Kepala Balai Besar Pelatihan (BBPP) Lembang Kemal Mahfud dengan bangga. BBPP lembang menjadi tempat yang menggembleng petani Milenial untuk siap secara mental, keilmuan dan keahlian untuk berhasil di Taiwan. 

BBPP Lembang melaksanakan 2 minggu pelatihan, 18 Agustus - 1 September 2019 yang diikuti oleh 54 orang petani milenial dari seluruh Indonesia yaitu dari Provinsi Jawa Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Bali, NTT, dan Sulawesi Tenggara. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan sikap petani muda dalam bidang kewirausahaan agribisnis, meningkatkan kemampuan manajerial dalam mengelola agribisnis sesuai dengan komoditasnya, meningkatkan kesiapan untuk memfasilitasi pengembangan kewirausahaan secara berkesinambungan, dan menumbuhkan wirausahawan baru dari kalangan petani muda.

Peserta menerima materi sebanyak 112 jam pelajaran dengan komposisi materi dasar, materi inti, dan materi penunjang. Pada materi dasar, peserta mendapatkan pelatihan tentang Peran Petani Muda dalam Pembangunan Pertanian; Pengembangan Sikap, Moral, Etika dan Budaya Kerja, dan Revolusi Mental. Untuk materi inti, peserta menerima materi Pembentukan Fisik, Mental, dan Disiplin ; Budaya Taiwan; Bahasa Taiwan; budidaya Tanaman Pangan; Hortikultura; Peternakan; hingga Mekanisasi Pertanian; Penumbuhan Kelembagaan Tani; Pengelolaan Finansial; Jejaring Usaha; Akses Sumber Pembiayaan; Membuat Rancangan Pengembangan Usaha. Untuk materi penunjang, peserta akan menerima tentang Komitmen Berlatih dan Rencana Implementasi. 

Aryo Damar, petani milenial dari Palembang mengutarakan keinginannya belajar dan berbagi ilmunya agar dapat merubah cara fikir petani di daerahnya yang kebanyakan hanya hanya sekedar tanam dan panen saja. “Biar Saya pulang nanti, bisa Saya bagikan teknologi-teknologi pertanian ke tetangga-tetangga di daerah Saya”. Ujar Aryo.

Saat ditanya tentang bahasa. Bagaimana mengatakan “Saya capek?” dalam Bahasa Taiwan oleh salah satu reporter “Saya tidak diajarkan Bahasa Taiwan untuk mengeluh” Ujar Siti Aisyah 19 tahun petani milenial dari Sumedang yang di sambut oleh gelak tawa yang hadir. 

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul menutup dengan memastikan kesiapan farmhouse - farmhouse di Taiwan. “Mereka sudah sangat welcome”. Tegas Bustanul. Angkatan pertama Petani Milenial ini akan pulang sebagai agen-agen perubahan penggerak dari pertumbuhan di desa masing-masing. (prb)