Berfikir Positif Saja Tak Cukup

By Abdi Satria


nusakini.com- Semarang-Apa yang kali pertama terlintas jika ada tunanetra yang melintas di depan Anda? Kebanyakan orang pasti menjawab mencari recehan dan meminta-minta. 

Stigma masyarakat yang negatif terhadap para tunanetra inilah yang membuat Pendiri Komunitas Sahabat Mata Basuki prihatin dan mencoba untuk mengubah stigma itu. 

Saat memberi tausiyah dalam Buka Puasa Keluarga Besar Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah bersama Yatim Piatu dan Disabilitas, di Halaman Kantor Diskominfo, Selasa (21/3/2019), Basuki menekankan, tunanetra adalah kelebihan. Pria yang mengalami gangguan penglihatan itu menambahkan bahwa Tunanetra memiliki kesempatan yang sama, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Hanya cara pandangnya yang berbeda. Walaupun tunanetra dan tidak bisa melihat cahaya, Basuki dan para tunanetra mencoba untuk mencahayai semuanya. 

Hal ini terbukti dengan mendirikan Komunitas Sahabat Mata yang penuh prestasi dan kreativitas. Contohnya, penampilan apik yang dipersembahkan Perca Voice dari Komunitas Sahabat Mata yang beranggotakan Fifi dan Arif yang sukses menghibur para peserta Buka Bersama di Halaman Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah. Tak bisa melihat bukan alasan Fifi tak bisa memainkan keyboard dengan apik. Dengan jari-jari yang lincah Fifi memainkan alunan merdu dari keyboard dan bernyanyi lagu “Jangan Menyerah” diiringi oleh Arif yang lihai memainkan biola. 

Sebelum tausiyah dari Basuki, lantunan ayat suci Alquran pun terdengar. Adalah Sofiyan, tuna netra dari Komunitas Sahabat Mata yang melantunkan ayat-ayat suci dari Alquran braille yang dibacanya. 

Basuki menekankan, semua manusia diciptakan sempurna. Hanya persepsi masing-masing orang yang terkadang tidak sempurna. Berpikir positif saja, menurutnya tak cukup. 

“Karena yang kita pikir positif belum tentu positif bagi orang lain. Sudah saatnya kita meningkatkan menjadi right thinking, sehingga yang kita pikirkan ada rule atau aturannya. Jadi, seluruh dunia sama, salat kita sama, puasa kita sama,” bebernya. 

Kuncinya, imbuh Basuki, banyak-banyak belajar Alquran lengkap dengan artinya. Sehingga manusia memahami apa yang diinginkan Sang Penciptanya, dan mengamalkannya. 

Semangat luar biasa para disabilitas untuk terus berdaya diakui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Orang nomor satu di Jawa Tengah yang hadir menyambut dan memberikan bantuan kepada para teman-teman disabilitas mengapresiasi semangat para disabilitas yang menurutnya dahsyat. 

Ganjar menekankan, para penyandang disabilitas tidak perlu dikasihani, tapi mereka perlu persamaan perlakuan dan akses yang sama dengan segala kelebihan yang mereka miliki. 

Buka bersama ini pun menurutnya merupakan kesempatan untuk berbagi.

“Terima kasih, hari ini kita berkumpul, berbagi, bersama. Ini nilai-nilai yang penting, bisa kompak. Ini kesempatan kita berbagi, memberi kebahagiaan kepada semua,” ujarnya, didampingi Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum. 

Ketua Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang (Himiks) Endah Susilawati menyambut baik acara buka bersama ini. Ia mengaku terharu dan senang diberi kesempatan untuk berbuka bersama dan bersosialisasi dengan masyarakat luas. Apalagi, menurutnya, untuk berbuka bersama di masjid terkadang tidak merasa nyaman, karena sejumlah tempat ibadah masih belum ramah disabilitas. Wanita yang memiliki gangguan penglihatan yaitu low vision sejak lahir itu berharap prasarana tempat ibadah di Jawa Tengah dapat lebih ramah disabilitas.(p/ab)