Diskominfo se-Jateng Didorong Buat Satu Aplikasi Terintegrasi

By Abdi Satria


nusakini.com-Salatiga-Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong Dinas Kominfo se-Jawa Tengah, membuat satu aplikasi khusus yang saling terintegrasi. Sehingga, dapat lebih mempermudah kinerja, khususnya dalam menuju satu data. 

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Bambang Dwi Anggono mengungkapkan, aplikasi di Jawa Tengah terhitung banyak. Bahkan semua dinas memiliki aplikasi. Berbeda kabupaten/ kota, aplikasi yang digunakan pun belum tentu sama.

“Harusnya kita bikin satu aplikasi saja. Dibuat ramai-ramai. Seperti Facebook dibuat orang banyak. WA (WhatApps) satu dibuat orang sejagat. Ini perlu dikembangkan di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah,” ujarnya saat Rakor Teknis Sinkronisasi Perencanaan Tahun Anggaran 2021 Urusan Kominfo, Statistik dan Persandian, di Laras Asri Resort & Spa, Salatiga, Senin (20/1).

Menurut Bambang, Dinas Kominfo tak sekadar melek teknologi. Lebih dari itu, mereka dituntut lebih guyub, cerdas, dengan wawasan yang terbuka. Tingkatkan kualitas sumberdaya manusia, melengkapi infrastruktur pendukung, merumuskan kebijakan dengan tepat, dan paling penting harus inovatif.

“PR (pekerjaan rumah) kita banyak, mulai dari SDM, infrastrukturnya, kebijakan, inovatif. Jadi, harus berani berinovasi,” ujarnya kepada peserta rakor dari Diskominfo se-Jateng.

Sejauh ini, Bambang melihat Diskominfo di daerah masih harus lebih maksimal dalam melangkah, berinovasi, dan berimprovisasi. Sehingga yang dilakukan tidak sekadar pada langkah bisnis biasa (business as usual). Agar kinerja lebih optimal, kolaborasi antar-Diskominfo mutlak ditingkatkan. Bangun sinergi agar semuanya bisa maju bersama-sama, memberi kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum menjelaskan, Rakor Teknis tersebut strategis dilakukan untuk persiapan program kegiatan prioritas pada tahun berikutnya. Tujuannya, terjalin sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/ kota.

“Sehingga kami semua di kalangan pemerintah itu ada frekuensi yang sama. Bagaimana melaksanakan tugas kekominfoan yang menjadi urusan masing-masing, tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kota. Jadi jelas mana yang menjadi kewenangan kami masing-masing,” kata Riena.

Dia mengungkapkan, aplikasi e-office di Jawa Tengah ditargetkan berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Apalahi, di era industri revolusi 4.0. Namun, jangan hanya fokus pada program aplikasi, keamanan informasinya pun mesti terjaga.

“Keamanan informasi harus menjadi hal yang tidak dapat dilupakan. Apa artinya sebuah pemerintahan berbasis elektronik apabila keamanan informasinya terabaikan,” ujar Riena. (p/ab)