Mesin Roaster Kopi dari Kudus Ini Bikin Ganjar Kagum

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang- Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat digemari masyarakat. Namun untuk dapat menikmati secangkir kopi nikmat, diperlukan beberapa tahapan yang harus dilalui. Kenikmatan kopi dapat dirasakan ketika masih dalam keadaan fresh dan keadaan tersebut terhitung sejak kopi disangrai atau roasting. 

Banyak hal yang memengaruhi hasil maksimal dari roasting kopi, salah satunya yaitu mesin yang digunakan selama proses roasting dilakukan. Mesin roasting memiliki berbagai ragam keunggulan, tampilan dan harga yang diedarkan di pasar dunia, serta berasal dari berbagai negara. 

Saat ini, Indonesia telah memiliki mesin roasting buatan dalam negeri berkualitas, yang dikembangkan dan sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan sudah sampai ke mancanegara. 

Salah satunya, mesin roasting buatan Arif Darmawan Satyanto, warga Gebog RT 1 RW 4 Kabupaten Kudus yang diberi merek DREI Coffee Roaster. 

Saat ditemui di stan Festival Halal 2019 di Gradhika Bhakti Praja, Arif menjelaskan, UKM dan kelompok-kelompok petani kopi banyak mengeluhkan harga mesin roasting yang mahal. Itu pun produk luar negeri.

“Alat sangrai atau roaster bisa dibuat dengan sederhana dan efisien, tidak harus seperti produk luar negeri yang harganya mahal. Akhirnya, saya membuat roaster dengan hasil yang bisa menyamai produk luar negeri,” kata Arif. 

Berbahan lembaran stainless steel food-grade, drum, burner, penggerak drum motor 12 Volt, thermometer, pembuang kulit ari kopi, tuas engkol, roaster yang ia buat sejak September 2016 berkapasitas 1.000 gram dan 2.000 gram itu butuh waktu selama 15 menit hingga 20 menit untuk menyangrai biji kopi dengan kematangan yang cukup sempurna. 

Roaster berkapasitas 1.000 gram dia hargainya Rp4.795.000. Dengan kapasitas yang sama tetapi ukurannya lebih besar, ia patok Rp8.795.000. Untuk roaster berkapasitas 2.000 gram, dipatok harga Rp24.795.000.

Dalam memproduksi roaster, Arif juga didukung Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Inkubator Bisnis LPPM UNY dan Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk membuat dua unit roaster, Arif membutuhkan waktu satu minggu. 

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau stan DREI Coffee Roaster, mengagumi produk buatan Arif. Selain meminta Arif untuk terus mengembangkan dan membuat tampilan produk lebih “menjual,” produk itu segera diuji, mendapat sertifikat dan hak paten. 

“Ini produk bagus. Apalagi ini buatan Arif sendiri. Perlu dikembangkan. Apalagi, sekarang di berbagai daerah di Jateng banyak menghasilkan kopi. Tentu, peluang pasarnya akan lebih besar,” ujarnya.(p/ab)