Batuk dan Semangat Arbain

By Abdi Satria


nusakini.com-Madinah - Antusiasme jemaah haji Indonesia untuk salat Arbain di Masjid Nabawi sangat luar biasa. Meski sudah mendekati waktu kepulangan ke tanah air, jemaah haji begitu bersemangat agar salat wajib 40 waktu dapat dipenuhi. 

Namun, beribadah selama kurang lebih delapan hari ini, bukannya tanpa hambatan dan tantangan. Salah satunya adalah tantangan kesehatan. Seperti Sabtu siang (08/09) lalu, tepat waktu salat dhuhur, Masjid Nabawi mulai dipenuhi jutaan jemaah dari seluruh penjuru dunia untuk salat Arbain. 

Uhuk, uuuhhuukk.. suara batuk sahut-menyahut hampir tiap sisi masjid Nabawi. Jemaah haji yang berasal dari seluruh dunia batuk di dalam masjid semakin kentara pola, bunyi, dan jenisnya. “Batuk sedunia,” gumam saya sambil meresapi resonansi batuk dari masing-masing jemaah haji berbagai negara yang terdengar berbeda di telinga saya. 

Di sebelah kanan-kiri saya saat itu ada jemaah haji asal India, Somalia, sedangkan di belakang saya ada jemaah haji dari Iran, mereka batuk bersahut-sahutan. Salah satu penyumbang suara batuk ada juga yang berasal dari jemaah haji Indonesia.    

Batuk menjadi salah satu tantangan kesehatan yang kerap dialami oleh jemaah haji. Seperti dijelaskan oleh Penanggung Jawab Tim Gerak Cepat (TGC) Sektor 3 Madinah, PPIH Arab Saudi, dr. Roni Juliandry, bahwa Madinah adalah kota yang beriklim panas dengan kelembaban udara rendah menjadi pemicu gangguan kesehatan, salah satunya adalah batuk. 

“Pola cuaca yang berbeda dengan di tanah air, sepengamatan kami paling sering menyebabkan batuk,” ucap Roni. 

Menurut Roni, Salah satu pemicu batuk biasanya adalah alergi. “Cuaca ekstrem dan kurang mengonsumsi air juga jadi pemicu jemaah bisa mengalami batuk alergi,” lanjutnya.   

Ia menambahkan bahwa meski alergi tidak bersifat menular, tapi akan sangat mengganggu aktivitas jemaah. Tak terkecuali ketika berada di dalam ruangan masjid. Bisa jadi, jemaah yang tadinya tidak batuk, tapi karena delapan hari (saat Arbain) terus menerus terpapar batuk. “Akhirnya pun turut serta jadi penyumbang suara batuk sedunia,” ujar Roni. 

Lalu bagaimana cara mencegah agar tidak tertular batuk, Roni kembali menganjurkan agar jemaah senantiasa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker. 

Tak hanya menjadi pelindung wajah dari terpaan debu dan teriknya matahari, penggunaan masker sendiri paling tidak akan memitigasi potensi risiko penularan penyakit, salah satunya batuk. 

“Sebab, kita tidak tahu, batuk jenis apa yang mungkin saja mengancam menular? Mungkin di antara batuk sedunia itu ada yang disebabkan oleh virus, seperti batuk flu, atau mungkin jenis batuk lainnya yang berpotensi menular,” imbuhnya. 

Oleh sebab itu, imbauan agar jemaah terus mengenakan masker ketika beraktivitas di ruang terbuka maupun saat melaksanakan ibadah salat Arbain di Masjid Nabawi terus disosialisasikan. Hal ini agar jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadahnya dengan khusyuk dan tak andil suara dalam koor “batuk sedunia”. (p/ab)