Kementan Gandeng Pemkab Grobogan Kembangkan Hortikultura

By Admin


nusakini.com - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo terus mendorong sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak guna mendukung program-program Kementerian yang dipimpinnya. Upaya tersebut mendapat sambutan antusias dari para kepala daerah, salah satunya Bupati Grobogan Jawa Tengah. Kabupaten yang diapit Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Selatan tersebut, selain dikenal sebagai sentra jagung terbesar di Jawa Tengah juga memiliki potensi melimpah seperti bawang merah, semangka, melon, durian, klengkeng dan aneka buah lainnya.

Bupati Grobogan, Sri Sumarni, saat ditemui disela penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal Hortikultura dengan Pemkab Grobogan di Purwodadi (12/12), menyambut baik kerja sama pengembangan hortikultura di wilayahnya. 

"Kami sangat mengapresiasi Kementan khususnya Ditjen Hortikultura yang sudah melaksanakan MoU atau Nota Kesepahaman ini. Ini merupakan langkah konkret untuk mensinergikan program kegiatan pusat dengan daerah sehingga pengembangan kawasan hortikultura yang sudah dirancang bisa didukung dan dilaksanakan dengan baik," ujar Sumarni. 

Dirinya menyatakan pihaknya kini tengah berkonsentrasi membangun kawasan agrowisata yang difokuskan di Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan, Tawangharjo dan Wirosari. Kawasan tersebut memanfaatkan lahan hutan milik masyarakat dan kawasan Perhutani yang luasnya mencapai puluhan ribu hektare. 

"Konsepnya sederhana saja, bagaimana mengintegrasikan kawasan hortikultura dengan sektor pariwisata dan lingkungan hidup sehingga bisa memberikan efek berantai bagi perekonomian masyarakat di Grobogan sekaligus untuk tujuan konservasi lahan. Dukungan Kementan tentu sangat membantu," jelas Sumarni.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sriwijayanti Yusuf yang hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut mengaku senang dengan komitmen Pemkab Grobogan. Menurut wanita yang akrab dipanggil Yanti tersebut, pelibatan kepala daerah dalam pengembangan subsektor hortikultura dinilai penting agar program yang dibiayai melalui APBN bisa didukung oleh instansi terkait lingkup pemerintah daerah setempat. 

"MoU ini menjadi bagian dari sistem pengawalan program yang dibangun oleh Ditjen Hortikultura. Dengan begitu kepala daerah dapat lebih mengetahui kegiatan hortikultura di wilayahnya," ujar Yanti. 

Lebih lanjut Yanti mengharapkan kepala daerah dapat mengkonsolidasikan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dukungan dan pengawalan pengembangan kawasan di daerahnya sesuai kewenangan masing-masing. 

"Dengan begitu, program dari pusat bisa berjalan lancar, efektif dan efisien terutama dalam mencapai target peningkatan produksi, produktivitas, mutu dan daya saing hortikultura," tambah Yanti.

Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Edhie Sudaryanto mengatakan bahwa komoditas hortikultura andalan Grobogan di antaranya bawang merah yang luasnya mencapai 1.293 hektare dengan produktivitas rata rata 9-10 ton per hektare.  

"Bawang merah kami sudah terkenal di pasaran. Kami juga menjadi daerah pertama yang mengembangkan secara komersial bawang merah dari biji atau dikenal dengan TSS," ungkap Edhie. 

Sebagai informasi, selain bawang merah, Grobogan juga memiliki kawasan aneka cabai seluas 820 hektare, semangka dan melon seluas 1500 hektare, belimbing sebanyak 9000 pohon, mangga 380 ribu pohon serta pisang 344 ribu rumpun. 

"Untuk agroekowisata di kawasan Pegunungan Kendeng kami akan fokuskan pada komoditas klengkeng kateki, alpukat dan durian," tandas Edhie. (pr/eg)