Replanting, Hal Paling Krusial bagi Industri Karet Indonesia

By Admin

nusakini.com--Pemerintah menaruh perhatian pada persoalan replanting atau peremajaan karet. Seperti diketahui, 4 negara Asean yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam merupakan 4 produsen terbesar karet dunia. Maka, perlu tercapai suatu kesepakatan bersama dari 4 negara produsen tersebut untuk mengurangi produksi melalui proses replanting. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengemukakan hal tersebut saat memberikan arahan dan membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) 2016 di Jakarta, kemarin.  

Untuk itu, pemerintah mengundang semua stakeholder di industri karet agar bersama-sama mendorong peremajaan karet. Sebab peremajaan merupakan hal paling krusial bagi industri karet Indonesia. 

  “Kombinasi peran dari pemerintah dan asosiasi sangat diperlukan untuk bagaimana meyakinkan tetangga kita agar mau membuat kesepakatan tersebut,” ujar Darmin. 

Karet mempunyai sejarah panjang di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Komoditas ini muncul sebagai hasil bumi yang berperan signifikan dan menjadi sumber pendapatan rakyat. Ketua Umum Gapkindo, Moenardji Soedargo dalam sambutannya juga menjelaskan karet adalah komoditas pertanian terbesar kedua di Indonesia dalam menyumbang perolehan devisa ekspor. Lebih dari itu 85% produksinya berbasis petani rakyat. 

Merujuk pada hal tersebut, pemerintah dan Gapkindo perlu bersama-sama meningkatkan produktivitas petani karet maupun kualitas dari bahan baku karet. Darmin juga berharap anggota Gapkindo bisa melihat problem karet secara komprehensif dan diselesaikan secara bersama. “Anggota Gapkindo tidak dapat hanya berfokus pada berbisnis di hilir tanpa bersama-sama menyelesaikan pokok permasalahan di sektor hulu”, katanya. 

Lebih lanjut, Darmin menjelaskan pemerintah pada saat ini sedang merancang mekanisme roadmap dari karet, bersama dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sedangkan menyangkut rencana untuk menciptakan bursa Komoditas Karet – Proper Sequencing dalam persiapan infrastrusktur market harus dipersiapkan dengan matang. Selain itu, penciptaan bursa komoditas karet tersebut harus bersifat memberikan akses pasar dan manfaat bagi kalangan yang luas, dan bukan hanya sebagai financial instrument semata. 

  Menutup arahannya, Menko Perekonomian menyatakan harapan agar Gapkindo dapat mendorong para anggotanya untuk mengadop sifat karet yang lentur, tahan banting, dan selalu bounce-back menghadapi tekanan. Selain itu, ia juga berharap industri ini akan kembali menjalankan peran signifikannya. “Kita harus bersama-sama menata industri karet dari hulu sampai hilir, meningkatkan kualitas, produktivitas dan nilai tambah dari industri karet. Dengan demikian, industri ini akan kembali menjadi salah satu pilar penting pengentasan kemiskinan di Indonesia,” tutup Darmin. (p/ab)