KBRI Pretoria Gaungkan nilai-nilai Hasta Brata di Afrika Selatan

By Abdi Satria


nusakini.com-Pretoria- “Dalam budaya Indonesia, pertunjukan wayang adalah lebih dari penghiburan kepada komunitas. Pada saat yang bersamaan, wayang menyampaikan berbagai pesan yang sarat dengan filosofi, etika kepemimpinan, termasuk nilai-nilai universal seperti Ubuntu yang berakar dari budaya Afrika Selatan," ujar Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Salman Al Farisi dalam diskusi virtual yang berjudul “Ubuntu values in Hasta Brata story of Javanese Puppet play" yang membahas nilai-nilai universal yang tertanam pada budaya Indonesia dan Afrika Selatanyaitu Hasta Brata dan Ubuntu.

Diskusi virtual ini menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Imtiaz Cajee, Rajendra Reddy, dan Edi Dwi Rianto dari Universitas Airlangga berupaya menggali persamaan nilai-nilai budaya dari kedua bangsa Ubuntu dan Hasta Brata. Dalam diskusi yang dipandu oleh Nadim Aziz peserta Bali Democracy Student Conference 2019, Imtiaz Cajee menyampaikan bahwa Ubuntu dan Hasta Brata merupakan dasar perjuangannya mendapatkan keadilan dari kesewenangan yang dialami pada masa apartheid.

Rajen Reddy menyatakan bahwa Ubuntu dan hasta Brata merupakan nilai yang sangat penting dalam membangun kebersamaan komunitas yang berguna terutama dalam pembangunan ekonomi khususnya pemberdayaan masyarakat melalui UMKM. Edi Dwi Rianto dari Universitas Airlangga menjelaskan bahwa Hasta Brata adalah tuntunan bagi para pemimpin yang berasal dari delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang.

Tiap unsur Hastabrata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin. Selain ketiga narasumber tersebut diskusi juga menyimak masukan dari ko-kurator pertunjukan wayang kulit Museum Rietberg di Zurich, Eva Von Reumont. Menurut Eva Reumont, makna sebuah pertunjukan wayang adalah pada nilai-nilai filosofis yang dibawanya. Nilai-nilai ini perlu terus digali karena kaya akan etika dan moralitas yang pada saat ini semakin menipis karena pengaruh materialisme. 

Hasta Brata dan Ubuntu adalah nilai-nilai universal yang memiliki berbagai persamaan. Ubuntu adalah nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan yang berarti saya ada karena kita semua ada, dan bahwa manusia saling terkoneksi satu sama lain dan karenanya kebersamaan dalam harmoni adalah hal yang penting untuk mencapai berbagai kemajuan. Dalam kaitannya dengan Hasta Brata, eksistensi seorang raja/ pemimpin bergantung kepada bagaimana memperlakukan masyarakat yang dipimpinnya. Kedua nilai tersebut dipercaya sebagai metode untuk mencegah dan menyelesaikan berbagai tantangan melalui dialog dan kearifan. 

Kegiatan diskusi virtual didahului dengan cuplikan pertunjukan wayang Climen oleh Ki Dalang Seno Nugroho. Dalam cerita yang berjudul Wahyu Makutarama peserta webinar diajak mengenali nilai-nilai Hasta Brata yang disampaikan pada pertemuan antara Arjuna dan Pendito Padmonobo. Sebagai upaya promosi budaya dan pembinaan masyarakat di wilayah kerja KBRI Pretoria telah menampilkan pertunjukan wayang Climen yang disaksikan oleh ratusan ribu penggemar wayang di berbagai belahan dunia. Wayang climen adalah sebuah gerakan penyederhanaan wayang tradisional yang beradaptasi dengan keadaan yang ada pada saat ini. Wayang Climen menggunakan lebih sedikit personel sebagai sinden dan pengrawit, dan durasi pertunjukan yang berlangsung 8 jam dipersingkat menjadi 2-3 jam. Walaupun pertunjukan wayang diperkirakan berumur lebih dari seribu tahun, seni budaya ini tetap memikat berbagai generasi.(p/ab)