Sinergitas Penyuluh Pertanian, Petani dan Santri Milenial Menuju SDM Pertanian yang Adaptif dan Informatif

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Makassar--Saat ini, pembangunan sumber daya manusia jadi perhatian serius, karena ke depan tidak bisa lagi kita mengandalkan sumber daya alam yang melimpah tanpa mampu memelihara dan mengelolanya dengan baik. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, dimana tahun 2019 merupakan tahun pembangunan sumber daya manusia.

Kementerian Pertanian berkomitmen dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bidang pertanian. 

Gerakan penumbuhan generasi muda milenial di bidang pertanian yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan informasi senantiasa dilakukan, salah satunya adalah menumbuhkembangkan petani milenial termasuk di dalamnya petani dan santri tani milenial untuk ikut mensukseskan Program Pembangunan Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045. Kegiatan ini tidak terlepas dari peran penyuluh pertanian.

Beberapa program peningkatan minat dan kualitas SDM bidang pertanian yang dilaksanakan Kementerian Pertanian, antara lain: Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera), SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani), OPSIN (Optimalisasi Mesin Pertanian), SIWAB (Sapi Wajib Bunting).

Dari target yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia terhadap produksi pertanian periode 2014-2019 ternyata dengan kesungguhan dan kerja keras seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan terutama para petani di seluruh Indonesia, maka capaian kinerja pada komoditas strategis pertanian telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan.

Nilai ekspor pertanian naik di tahun 2018 sebesar 29.7% dibandingkan dengan tahun 2016. Nilai investasi pertanian di tahun 2018 meningkat sebesar 110.2% jika dibandingkan tahun 2013, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) tahun 2018 meningkat sebesar 5.39% jika dibandingkan tahun 2014 dan peningkatan sebesar 0.22% untuk Nilai Tukar Petani (NTP), berkurangnya penduduk miskin sebesar 10.87% sebagai andil dari sektor pertanian dalam menekan kemiskinan di pedesaan.

Keberhasilan membangun sektor pangan ini tidak hanya tergantung pada pemerintah saja, melainkan merupakan kolaborasi bersama antara seluruh pelaku yaitu petani, penyuluh, swasta, praktisi, akademisi, pemerintah dan masyarakat tani lainnya. 

Kita harus optimis dengan upaya dan strategi yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama dengan semua unsur pelaku pembangunan pertanian tersebut Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045 bukan hanya sebagai cita-cita semata, tetapi bisa kita wujudkan.

Untuk mendukung hal tersebut di atas, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melaksanakan “Temu Teknis Penyuluh, Petani dan Santri Tani Milenial Untuk Mewujudkan Petani Hebat, Maju dan Makmur Menuju Kabupaten Bekasi yang BERSINAR (Berdaya saing, Sejahtera, Indah dan Ramah Lingkungan) dalam mendukung Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045”, sebagai langkah dalam upaya mewujudkan SDM pertanian di Kabupaten Bekasi yang adaptif dan informatif. 

Kegiatan yang dihadiri sekitar seribu penyuluh, petani, dan santri tersebut dilaksanakan di lapangan Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

Kebijakan yang diambil BPPSDMP dalam penyuluhan pertanian di tahun 2019 juga  diarahkan untuk mendukung SDM yang adaptif dan informatif, antara lain (1) Penguatan kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan dan desa;  (2) Penguatan Ketenagaan melalui peningkatan kompetensi Penyuluh dan Penumbuhan Penyuluh Swadaya; (3) Penguatan Kelembagaan Petani melalui penumbuhan dan pengembangan Poktan, Gapoktan dan KEP atau Korporasi Petani; (4) Penyuluhan berbasis TIK melalui pengembangan Cyber Extension dan penderasan informasi multimedia; (5) Peningkatan diseminasi dan adopsi teknologi melalui penguatan REL dan adaptasi teknologi spesifik lokalita di BPP.(R/Rajendra)