Bebaskan Kabupaten FakFak dari Malaria dengan Bela Kaca

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Malaria masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pada tahun 2017, Kabupaten Fakfak bahkan menempati urutan kedua dengan kasus malaria tertinggi di provinsi tersebut. Melihat kenyataan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak menghadirkan inovasi Bela Kaca (Bebas Malaria Kampung Bercahaya). 

"Program ini memerangi malaria dari kampung ke kampung dengan melibatkan semua pihak dalam wadah Malaria Center," jelas Bupati Fakfak Mohammad Uswanas saat wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), beberapa waktu lalu. 

Inovasi ini dilakukan dengan strategi menyerang dan bertahan. Menyerang dilakukan pada kampung yang memiliki lima atau lebih kasus malaria dalam kurun waktu dua bulan, dan dijalankan secara intensif hingga kasus menjadi nol. Strategi bertahan dilakukan bila tidak ada kasus malaria, maka dilakukan secara ketat. Jika ditemukan kasus, maka dilakukan metode 1-2-5. 

Metode 1-2-5 adalah pada hari pertama dilakukan pemeriksaan, pengobatan, hingga notifikasi kasus ke tingkat yang lebih tinggi. Mulai hari kedua hingga keempat, dilakukan penyelidikan epidemiologi, dan pada hari kelima dilaksanakan penanganan sesuai hasil epidemiologi. 

Inovasi tersebut juga selaras dengan visi dan misi Bupati Fakfak untuk mendukung eliminasi malaria di Kabupaten Fakfak pada tahun 2023. Bela Kaca ini nyatanya telah memberikan penurunan yang signifikan pada jumlah kasus malaria di Kabupaten Fakfak. 

Pada akhir tahun 2017 terdapat 52 kampung aktif penularan sedangkan di tahun 2019 berkurang menjadi 8 kampung. Dari 1.743 kasus malaria, pada tahun 2019 telah berkurang jadi 180 kasus. Selain itu, sebanyak 111 kampung kini telah bebas penularan endemi malaria ini.

"Kampung yang bebas malaria akan berdampak langsung kepada masyarakat, seperti meningkatnya efektivitas kerja dan juga kecerdasan anak," ujarnya. 

Kegiatan Bela Kaca dipantau oleh puskesmas dan kampung melalui bantuan kader. Terdapat 55 kader terlatih yang tersebar di 142 kampung yang ada di Kabupaten Fakfak saat ini. 

Disebutkan Uswanas, kasus malaria di Papua menjadi endemi yang serius karena masih banyak daerah-daerah yang terisolir. "Tetapi syukur pemerintah membangun infrastruktur termasuk kesehatan, dengan membangun 10 puskesmas guna memperbaiki fasilitas RSUD, Puskesmas Pembantu, dan Pondok Bersalin Desa," pungkasnya. (p/ab)