Budaya Indonesia Tercermin di Ajang Indonesia Fashion Week 2016

By Admin


nusakini.com Jakarta - Tidak hanya disainer-desainer senior di dunia fashion, ajang Indonesia Fashion Week 2016 ini juga menjadi ajang kompetisi mode tahunan bergensi yang menghadirkan para desainer muda.  

Di tahun2016 ini, terpilih 15 finalis yang berhak mengikuti Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC). Mereka adalah Jennar Losario, Fransisca Irene, Immanuel Jessica, Bhamini Moorjani, Andini Wijendaru, Muhammad Kasih Selian, Ika Ayu Safitri, Salma Fadillah, Prasetyo Nugroho, Ardina G., Nandini Sasmaya, Adhindha Firdausa R., Sunita Sumawi, Florencia Irena dan Angela Lowhur.

Para finalis ini merupakan mahasiswa atau lulusan sekolah mode. Ada yang berasal dari sekolah Esmod Jakarta, Lasalle College, Universitas Sebelas Maret, Raffles Design Institute Singapura hingga Academia Italiana di Italia.

Karya ke-15 finalis ini ditampilkan di Indonesia Fashion Week 2016, Sabtu (12/3/2016) malam. Fashion show tersebut selain disaksikan khalayak umum, juga para juri IYFDC. Para juri ini di antaranya, Presiden IFW Poppy Dharsono, fotografer Firman Ichsan, doktor ahli tekstil tradisional Atitje Arryman, Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson dan Koefia International Fashion Design Academy Bianca Cimiota.

Kelimabelas finalis IYFDC menampilkan karya yang bertemakan Reflection of Culture. Mereka membuat busana yang mengangkat warisan budaya lokal, yang berdaya pakai dan bernilai jual tinggi.

Salah satu juri, Atitje Arryman mengatakan, selain memberikan penilaian, juri juga memberikan penyuluhan kepada para finalis. "Kami mengajak mereka mengangkat budaya Indonesia, bahwa pakaian seremonial di Indonesia kan sangat banyak, kami harapkan mereka bisa menginovasi pakaian-pakaian dari daerah ini," ujarnya di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (12/3/2016).

Budaya Indonesia memang tercermin dalam karya 15 finalis IYFDC. Beberapa yang menarik perhatian saat fashion show berlangsung adalah karya Adhindha Firdausa dari Esmod Jakarta yang mengangkat kekayaan budaya Baliem, Papua. Lukisan-lukisan khas Baliem diaplikasikannya dalam busana siap pakai seperti jumpsuit dan outer. Ada juga Prasetio Nugroho yang menampilkan Candi Borobudur dalam karyanya. Dan Ardina dari Rafles Design Institute Singapura, membuat busana stylish dengan sentuhan budaya Toraja.

Satu pemenang dari kompetisi ini akan mendapatkan beasiswa di Koefia International Fashion Design Academy, Italia. Sudah tiga tahun berturut-turut sekolah tersebut memberikan beasiswa pada pemenang IYFDC.

Bianca Cimiota dari Koefia International Fashion Design Academy mengatakan pihaknya sangat senang dengan kerjasama ini. "Pertukaran kebudayaan dan informasi ini sangat penting, terutama bantuan dukungan dari kedua negara. Kami mempunyai sejarah dan kalian mempunyai future, sehingga kita bisa menciptakan masa sekarang," ujarnya.(mk)