GlobalMarkets Apresiasi Manajemen Utang Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- GlobalMarkets menobatkan Indonesia sebagai "Best Public Debt Office/Sovereign Debt Management Office in East Asia Pacific” Tahun 2020 atau peminjam berdaulat terbaik dalam merespons pandemi Covid-19 di Asia Pasifik Timur lewat manajemen utang di bawah Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

GlobalMarkets merupakan surat kabar yang diterbitkan pada pertemuan tahunan IMF-World Bank, Bank Eropa untuk Rekonstruksi & Pembangunan, Bank Pembangunan Asia, Bank Investasi Infrastruktur Asia, dan Bank Pembangunan Inter-Amerika.  

"Pencapaian ini tidak mungkin berhasil tanpa bimbingan Menteri Keuangan kami, Ibu Sri Mulyani. Saya dedikasikan penghargaan ini kepada tim di DJPPR Kemenkeu untuk kerja keras dan dedikasi mereka. Ini penghargaan yang luar biasa terutama dalam waktu yang unprecedented dan penuh tantangan tahun ini. Penghargaan ini merupakan saksi bahwa kita sudah di jalur yang tepat. Namun bagaimanapun, perjalanan kita untuk berupaya menjadi lebih baik tidak akan pernah berhenti. Penghargaan ini akan menjadi pengingat dan motivasi bahwa kita bisa, dan harus menjadi lebih baik tahun depan dan tiap tahun berikutnya," tutur Luky Alfirman, Direktur Jenderal PPR. 

Indonesia berhasil mencapai kinerja yang sangat baik dalam memperoleh pembiayaan, baik pembiayaan konvensional seperti contoh penerbitan di masa awal Covid-19 April lalu sebesar USD4,3 miliar, pembiayaan hijau untuk lingkungan hidup berbasis Syariah seperti Sukuk Hijau senilai USD2,5 miliar pada Juni lalu, dan bahkan pembiayaan dari pasar Jepang yang investornya terkenal sangat rigid dan hati-hati di tahun 2018 dengan penerbitan Samurai Bond senilai 100 miliar Yen atau USD943 juta. 

Indonesia telah lama dipandang sebagai salah satu peminjam berdaulat paling cerdas di Asia disamping Filipina dan Cina.  

Tim pengelola utang Indonesia juga mendapat dukungan dari Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dengan burden sharing dan membeli USD40 miliar surat utang pemerintah sebagai last resource dengan suku bunga efektif 0% (nol persen).(p/ab)