Jemaah Agar Bawa Bekal Makanan Saat ke Arafah

By Admin

nusakini.com--Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan dari pemondokan di Makkah menuju Arafah pada 10 September 2016. Di setiap maktab disiapkan 22 bus yang akan membawa jemaah dalam tiga tahap: pagi, siang, dan sore. 

"Jemaah yang berangkat pagi hari, harus mempersiapakan diri membawa makanan, baik roti atau lainnya. Ini penting karena di Arafah kita tidak akan mendapatkan orang yang jualan," tegas Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat saat sosialisasi pola Gerak, Gelar, dan Operasional Armina di hadapan para ketua kloter dan ketua rombongan di Sektor 4, Aziziah Makkah, Minggu (4/9). 

Menyiapkan makanan penting, lanjut Arsyad, karena jemaah haji baru akan mendapatkan makan saat di Arafah pada waktu malam. Selama fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), jemaah haji Indonesia akan mendapatkan 15 kali katering dan 1 kali snack. Katering jemaah saat Armina ini akan mulai dibagikan pada tanggal 8 Dzuhijjah atau 10 September malam. 

Pada saat yang sama, jemaah haji Indonesia diminta untuk tidak membawa perlengkapan pakaian dan barang yang berlebihan sehingga membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar. Menurut Arsyad, jemaah cukup membawa pakaian yang bisa dipakai sebagai ganti kain ihram bagi laki-laki atau bagi perempuan pakaian ganti. 

"Jadi jangan terlalu berat bawa koper, cukup tas handbag yang mereka miliki. Toh makan sudah disiapkan. Kendaraan sudah ada. Paling mungkin tasbih dan Al Quran, itu cukup, pesan Arsyad. 

Arsyad berharap pemberangkatan jemaah ke Arafah tahun ini berjalan lancara hingga tidak sampai larut malam semua jemaah sudah berada di Arafah. Tahun lalu, karena kondisi cuaca yang ekstren, ada tenda ambruk sehingga pemberangkatan maktab 8 ditunda karena harus menyiapkan tenda pengganti. 

"Mudah mudahan tahun ini hal itu tidak terjadi lagi sehingga diharapkan pada jam 8 atau 9 malam, seluruh jemaah sudah masuk semua ke Arafah," katanya. 

Pihak maktab dan muassasah menurut Arsyad sudah menyiapkan strategi pemberangkatan dan siap mengatur rombongan mana yang di antar terlebih dahulu, dan siapa yang tahap kedua dan terakhir. "Ketua kloter jangan duluan naik. Mereka harus membagi tugas. TPIHI duluan, ketua kloter di belakang untuk sweeping memastikan jemaah yang di Makkah sudah tidak tersisa," pintanya. (p/ab)