Makin Go Digital, Lapak Kostratani Online Hadir di Bukalapak

By Admin


nusakini.com - JAKARTA – Menjawab tantangan revolusi industri era 4.0 kini dunia pertanian Indonesia melangkah semakin maju dengan go digital. Kementerian Pertanian (Kementan) memperluas pasar pertaniannya melalui sinergi besar bersama e-commerce Bukalapak. Dari kerjasama ini, Kementan menghadirkan Lapak Kostratani Online yang bisa dimanfaatkan petani dari berbagai penjuru Tanah Air.

Memanfaatkan momentum Perayaan Hari Tani Nasional, penandatanganan kerjasama antara Kementan dan Bukalapak dilakukan di Kantor Pusat Kementan, Kamis (24/9). 

E-commerce menjadi market potensial pertanian sekarang ini. Mengutip data GlobalWebIndex, Indonesia memiliki tingkat adopsi e-commerce terbesar di dunia sepanjang 2019. Sekitar 90% pengguna internet aktif melakukan transaksi produk dan jasa secara online. Rentang usianya lebar 16-64 tahun.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang menyaksikan dimulainya kerjasama ini mengatakan, kerjasama ini merupakan bukti kuat bahwa indonesia memiliki kemajuan dan kemandirian usaha yang terus berkembang pesat secara modern.

"Hadirnya Bukalapak yang bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian serta Badan Ketahanan Pangan menandakan bahwa pertanian kita tidak seperti kemarin. Pertanian kita bersama Bukalapak menandakan pertanian modern yang terus berlangsung hingga saat sekarang ini," ujar Mentan SYL.

Mentan SYL menambahkan kerjasama ini juga menjadi bagian perluasan pasar sekaligus juga menjawab kebutuhan para petani. Dengan dijembatani oleh Kostratani, petani juga memiliki pasar yang lebih jelas. 

“Kementerian Pertanian akan selalu membantu petani untuk memasarkan produk. Lewat kerjasama ini, kita melakukan perluasan pasar. Manfaatkan jalinan kerjasama ini untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian. Kini pasar petani semakin jelas mata rantai penjualannya juga diperpendek,” tutup Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyatakan Kementan akan terus mengembangkan pertanian modern. 

“Selain penggunaan Alsintan, kerjasama ini juga membuktikan perkembangan pertanian modern karena ada inovasi teknologi 4.0 yang diterapkan. Penguatan pemasaran produk pertanian secara online juga jadi bagian itu . Bergabungnya Bukalapak menjawab kebutuhan 4.0 tersebut,” ungkap Dedi Nursyamsi, Kamis (24/9).

Dedi menambahkan dalam 10 tahun terakhir, industri e-commerce di Indonesia tumbuh kompetitif 17%. Semakin seksi, total perdagangan dari sektor pertanian rata-rata mencapai Rp180 Triliun tiap tahunnya. E-commerce ini juga stabil sepanjang pandemi Covid-19. Mengacu data Sea Insight di Juni 2020, sebanyak 45% pelaku usaha mengubah strategi dan lebih aktif berjualan di e-commerce.

“Kementerian Pertanian menjalin MoU dengan Bukalapak, dan akan menjadi tempat menjual produk pertanian secara online. Saat pandemi Covid-19, sistem penjualan online bukan lagi kewajiban, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Di saat pasar tradisional harus mengurangi kerumunan, berarti kita harus membangun pasar online, oleh karena itu, kita jalin kerjasama dengan Bukalapak,” kata Dedi lagi.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, Bukalapak akan menjadi salah satu trigger untuk mengatrol nilai penjualan pertanian. Apalagi, pasar pertanian cenderung resisten sepanjang pandemi Covid-19. Saat perekonomian mengalami kontraksi -5,3%, pertanian tumbuh 2,19% (yoy) pada 2020. Rata-rata Nilai Tukar Petani pada Agustus 2020 naik 0,56%, lalu Nilai Tukar Usaha Petani berada pada angka 100,84 atau tumbuh 0,31%. 

"Selama pandemi Covid-19 sistem pemasaran distribusi ikut terganggu. Ada jurang antara petani dan konsumennya. Tapi, semua sudah diberikan solusinya. Bukalapak mengakomodir semuanya. Protokol kesehatan terjaga, lalu transkasi pasar berjalan normal. Bagaiamnapun, dengan online di Bukalapak, maka jarak antara produsen dan konsumen tetap hangat. Komunikasinya juga semakin mudah," terang Dedi lagi.

Dedi pun menambahkan, untuk mendukung efektivitas transaksi secara online, maka seluruh petani dan penyuluh harus memiliki Lapak Kostratani Online. Apalagi, Bukalapak memiliki banyak keunggulan. Dengan penjualan secara online, teknis transaksi menjadi semakin ringkas. Rantai supply, jarak, dan waktu semakin pendek. 

"Sekarang petani memiliki banyak pilihan untuk melakukan pemjualan secara online. Salah satunya melalui Bukalapak ini. Untuk itu, petani harus memiliki Lapak Kostratani Online. Ini mutlak harus dipenuhi. Ada banyak keuntungan di situ. Konsumennya sudah tersedia dan bisa dilakukan secara simpel," lanjut Dedii.

Lebih lanjut, jalinan kerjasama ini juga menjadi bagian dari Peran BPP Kostratani, yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, serta pusat pengembangan jejaring kemitraan.

“Proses penjualan sangat singkat. Produk pertanian dari petani bisa langsung disalurkan ke Lapak Kostratani Online yang berada di Bukalapak. Nanti konsumen bisa langsung mendapatkan produk melalui aplikasi Bukalapak,” katanya.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatian, seperti kualitas serta produk lokal produk asli buatan atau dibuat di dalam negeri. Petani juga harus menyiapkan foto produk terbaik untuk menarik perhatian konsumen, mendeskripsikan produk dengan benar apa jenis produknya, dan bergabung dengan halaman bangga buatan Indonesia.

“Petani bisa mendaftar langsung ke aplikasi Bukalapak, bisa mengikuti webinar pelatihan gratis menjadi pelapak dibuka lapak lewat Lapak Kostratani Online. Produk pun harus dijual secara kuntinuitas, dan diperhatikan kualitasnya,” tuturnya.

Untuk mendukung kerjasama ini, Dedi meminta peran BPP benar-benar dimaksimalkan. Dedi sendiri yakin kerjasama ini bisa direspons dengan baik lantaran sekitar 5.300 BPP di Tanah Air telah terkoneksi dengan Agriculture War Room (AWR) di Kementerian Pertanian.

“Penyuluh harus membantu petani, mendampingi implementasi bantuan dari Kementan untuk petani, seperti implementasi alsin, pupuk, hingga petani menghasilkan gabah. Namun, petani juga harus menjual beras, bukan gabah. Agar harganya bisa lebih 2 kali lipat. Itu yang harus disampaikan penyuluh ke petani, pengelolaan secara korporasi, secara bersama-sama. Dengan cara ini keuntungan petani bisa meningkat. Dampingi bagaimana caranya korporasi,” katanya. (Cha)