Menag dan Dubes UEA Bahas E-Learning, Imam dan Pembangunan Masjid

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta -Menteri Agama Fachrul Razi menerima kunjungan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdullah Salem Obeid Al Dhaheri. Hadir mendampingi, Dirjen Bimas Islam yang juga Plt Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Fuad Nasar, serta Sekretaris Menag Khairul Huda Basyir. Pertemuan membahas kelanjutan kerjasama di bidang pendidikan dan bimas Islam.  

Indonesia – UEA telah menjalin kesepakatan kerjasama. Ada 28 kesepakatan dan tiga di antaranya terkait dengan tugas Kementerian Agama, yaitu: pengembangan e-learning madrasah, pengiriman imam masjid ke UEA, dan pembangunan The Sheikh Zayed Grand Mosque Abu Dhabi di Solo. 

“Ketiga kegiatan itu sudah kami siapkan di sini dengan sebaik-baiknya,” terang Menag Fachrul Razi di Jakarta, Senin (06/07).  

Terbaru, Kemenag baru saja menerima hibah tanah dari Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Tanah seluas 28.341 M2 yang sebelumnya milik PT. Pertamina ini akan menjadi lahan pembangunan The Sheikh Zayed Grand Mosque Abu Dhabi. Hibah tanah diserahkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Surakarta kepada Plt. Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Ahyani selaku perwakilan Kementerian Agama pada 1 Juli 2020. 

Menag Fachrul bercerita saat dirinya berkunjung ke Grand Mosque Abu Dhabi. Menag mengaku kagum dengan bangunan dan toleransi di sana. Menag juga kagum dengan kulaitas cetakan Al Quran UEA yan tipis, kuat, bersih dan enak dibaca.  

“Saya juga bertemu dengan para imam masjid asal Indonesia yang bertugas di sana. Mereka senang diperlakukan dengan baik,” ujar Menag.  

Sebelumnya, Dubes UEA untuk Indonesia Abdullah Salem Obeid Al Dhaheri menjelaskan bahwa dirinya baru lima bulan bertugas di Indonesia. Dia terkesan dengan kebesaran dan keindahan Indonesia. “Saya tiba di Indonesia sejak 5 bulan lalu. Saya merasa di negeri sendiri, di tengah keluarga sendiri,” ucapnya.

Menurutnya, ada tiga kesepakatan antara Indonesia dan UEA yang terkait dengan Kementerian Agama, yaitu: pengiriman Imam masjid, E-learning madrasah, dan pembangunan masjid. Terkait pengiriman Imam Masjid, UEA saat ini sudah melakukan interview calon-calon imam. Saat ini, sauda ada 13 imam masjid asal Indonesia yang bertugas pada beberama masjid di UEA. “Target kami, ada 200 imam masjid dari Indonesia untuk ditempatkan di UEA dalam tiga tahun ke depan,” tuturnya. 

Terkait e learning madrasah, Dubes UEA menjelaskan tentang sudah adanya kesepakatan pendahuluan. Dia berharap dalam waktu dekat ada kesepakatan projek yang saat ini masih dilakukan pembahasan. “Semoga bisa diselesaikan dalam beberapa pekan ke depan,” harapnya. 

Terkait pembangunan masjid di Solo, Abdullah Salem memaparkan beberapa tahapan yang sudah diselesaikan. Tahapan itu antara lain perjanjian dengan konsultan dan komunikasi intensif dengan desainer agar bisa segera dilaksanakan. “Kami berharap bisa segera dilakukan groundbreaking,” tandasnya.(p/ab)