Perkembangan Aplikasi Jadi Penggerak Ekonomi Regional

By Admin

nusakini.com-- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menghadiri Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia di Gedung Thamrin, Jakarta, Kamis (2/6).

Dalam rapat tersebut Rudiantara menyatakan perkembangan aplikasi akan menjadi penggerak ekonomi regional. “Hari ini hampir 170 juta penduduk Indonesia yang memiliki minimal satu ponsel. Memang kalau berkembang aplikasi macam-macam, ada yang sifatnya akan memberi dampak ekonomi regional atau pelayanan,” paparnya. 

Dalam rapat koordinasi bertema “Peningkatan Daya Saing Kawasan Perkotaan sebagai Penggerak Ekonomi Regional” itu, Menteri Kominfo menyontohkan peluncuran tanahabangmarket.co.id. “Kemarin kami meluncurkan tanahabangmarket.co.id karena Tanah Abang omsetnya turun hampir 50%,” kata Rudiantara.

Ia menjelaskan bahwa aplikasi tersebut dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan maupun volume perdagangan di Pasar Tanah Abang. Oleh karena itu ia berharap lebih atas penataan ekonomi berbasis aplikasi di Tanah Abang. “Ini seharusnya menjadi nilai tambah makanya dibatasi hanya merchant dulu, menjual produk-produk Tanah Abang lewat online,” katanya.

Rudiantara menjelaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan Roadmap e-Commerce yang membahas pendanaan startup dan pengaturan pajak e-Commerce. Ia mengatakan bahwa orang bisnis harus membayar pajak namun jangan dipersulit. “Contohnya PPn-nya seperti good tax saja jadi final,” katanya.

Mengenai Talent Human Capital, Rudiantara mengatakan saat ini di Indonesia telah banyak aplikasi namun masih kekurangan talent. "Contoh seperti Gojek, Tokopedia, sehingga untuk sementara kita masih impor. Oleh karena itu, mulai tahun ajaran 2016/2017, coding dimasukan ke kurikulum SMK untuk jangka panjang logistic security,” tuturnya.

Salah satu hal penting yang menjadi perhatian pemerintah dalam mendorong perkembangan aplikasi berbais ponsel adalah masalah infrastruktur. “Infrastruktur di Indonesia praktis dari 500 lebih kabupaten dan kota hanya 400 daerah saja yang sudah punya akses broadband, di Jakarta sudah launching 4G," kata Menteri Kominfo.

Rudiantara memaparkan situasi Jakarta berdasarkan Survey Open Signal bulan Februari, rata-rata aktivitas download sebesar 7 Megabyte/second (Mbps). "Itu menjadikan Jakarta nomor dua untuk kota besar. Secara negara, kita masih di nomor empat setelah Singapura, Malaysia, Thailand, baru Indonesia. Bandingkan di Indonesia Timur baru 300 Kilobyte/second (Kbps),” jelasnya.

Saat ini pemerintah menargetkan semua ibukota kabupaten dan kota di Indonesia akan memiliki akses broadband pada Tahun 2019. "Kita (di Jakarta) 25 kali menikmati kecepatan download daripada di Indonesia bagian timur khususnya Papua dan Maluku,” ujar Rudiantara.

Oleh karena itu, Menteri Rudiantara mengharapkan pemerintah daerah mengembangkan smart leadership di daerah. “Hari Selasa (31/05/2016) kami ke Banyuwangi meluncurkan Smart Kampung. Penduduk desa tidak perlu ke kecamatan atau ke kabupaten yang jaraknya jauh untuk mendapatkan surat keterangan miskin, jadi aplikasinya hanya perlu ke desa,” jelasnya seraya menyatakan semua itu membutuhkan leadership dan fiscal room dari APBD.

Rudiantara mengatakan, Kementerian Kominfo sedang menyiapkan aplikasi yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah. “Jangan semua bupati dan walikota menerapkan aplikasi masing-masing, tapi buat satu dahulu. Jika sudah berhasil, tinggal replikasi ke pemerintah daerah yang lain. Kami sedang mencoba masing-masing membuat spesialisasi,” jelasnya.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadojo dalam rapat tersebut mengatakan ICT sudah menjadi kebutuhan Indonesia di masa mendarang. “Menurut ASEAN Development Bank, ke depan Asia sumber pertumbuhan ekonominya 80% dari perkotaan. Indonesia tahun 2025, 75% penduduknya hidup di perkotaan, oleh karenanya kita harus mempersiapkan perkotaan dengan baik,” katanya.  (p/ab)