Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping Hasilkan Beberapa Kesepakatan

By Admin


nusakini.com - Internasional - Indonesia dan China sepakat memperluas hubungan ekonomi, termasuk merealisasikan proyek-proyek strategis, seperti menyelesaikan kereta cepat Jakarta-Bandung sesuai jadwal, dalam pertemuan antara Presiden Joko "Jokowi" Widodo dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Senin (26/7).

Dalam pertemuan itu, Jokowi juga secara resmi mengundang Xi untuk hadir dalam konferensi tingkat tinggi G20 di Bali pada November mendatang.

China “adalah mitra strategis komprehensif Indonesia,” kata Jokowi dalam pernyataan yang dirilis Kantor Kepresidenan RI.  

“Kita harus mengisi kemitraan tersebut dengan kerja sama yang menguntungkan untuk negara kita, dan sekaligus untuk kawasan dan dunia,” ucap Jokowi.

Xi memuji Indonesia sebagai negara yang "bertanggung jawab" karena berusaha menengahi perdamaian antara Rusia dan Ukraina selama pembicaraan dengan Jokowi, kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.

“Sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tempat yang penting bagi RRT (China) dan kawasan. Apalagi saat ini Indonesia memegang Presidensi G20 dan tahun depan menjadi Ketua ASEAN,” ucap Retno.

Dalam pernyataan tertulisnya, China menegaskan akan melakukan kerja sama yang mendalam dan berkualitas tinggi melalui sinergi Belt and Road Initiative (BRI), program China untuk membangun infrastruktur di seluruh dunia, dan Poros Maritim Dunia yang digagas pemerintah Jokowi.

“Kedua belah pihak juga berkomitmen untuk menyelesaikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sesuai jadwal sebagai proyek unggulan, dan untuk mengerjakan proyek yang lebih strategis seperti Koridor Ekonomi Komprehensif Regional dan ‘Dua Negara, Twin Park’,” kata pernyataan tersebut.

Selain itu, Retno mengatakan bahwa China berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi hijau, antara lain melalui pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.

“Presiden Xi juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan impor produk pertanian Indonesia,” ucap Retno.

China meyakini bahwa hubungan kedua negara memiliki arti strategis yang besar dan pengaruh global yang luas, kata pernyataan tertulis bersama yang dirilis kedua negara.

“Kedua Presiden telah menugaskan Menteri Luar Negeri mereka untuk membahas lebih lanjut unsur-unsur dan prinsip-prinsip tujuan ini,” katanya.

Pernyataan tersebut menyebutkan China dan Indonesia memperbarui nota kesepahaman sinergi Poros Maritim Dunia dan BRI.

Selain itu, kedua negara akan mempercepat kembalinya mahasiswa Indonesia ke China, membuka lebih banyak penerbangan langsung, dan meningkatkan kerja sama di bidang-bidang seperti pendidikan, pariwisata, pemuda dan pertukaran lokal, pasca pandemi COVID-19.

“Kedua belah pihak akan memperkuat kerja sama dalam penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin dan genomik dan China akan mendukung Indonesia dalam upayanya untuk mendirikan pusat vaksin regional,” ungkap pernyataan tersebut.

Kedua belah pihak akan memperkuat komunikasi antara lembaga yang bertanggung jawab di bidang kelautan, meningkatkan pengaturan kelembagaan, melaksanakan proyek-proyek yang didukung oleh Dana Kerjasama Maritim China-Indonesia, memajukan kerja sama perikanan dan memanfaatkan potensi besar ekonomi kelautan, kata pernyataan itu.

Merespons undangan Jokowi untuk menghadiri pertemuan pemimpin G20 di Bali, Xi mengucapkan terima kasih dan berharap pertemuan sukses, tulis pernyataan bersama, tanpa mengindikasikan apakah dia akan datang.

Jokowi melakukan lawatan ke Asia Timur di tengah upaya Indonesia untuk mencari kesamaan pandangan menjelang pertemuan pemimpin G20 saat anggota kelompok negara ekonomi terbesar dunia itu saat ini terpecah karena perang Rusia di Ukraina.

Setelah China, Jokowi dijawalkan bertolak ke Tokyo hari Rabu dan mengakhiri kunjungan kerjanya di Seoul pada Kamis (28/7). (*)