Rakyat Rasakan Manfaat Bantuan Sosial Pemerintah

By Admin


nusakini.com - Klaten - Wiji Winarsih, guru yang sehari-hari mengajar di TK Desa Pojok 1 Tawangsari, Sukoharjo tak pernah menyangka dirinya akan bertemu dengan seorang Menteri. Bermimpi pun barangkali tidak. Sambil terisak, Wiji menyampaikan rasa haru akhirnya bisa bertemu dengan Menko PMK Puan Maharani secara langsung!

"Saya tadi tidak ngimpi, saya bisa berdiri di sini, bisa berjabat tangan, bertemu dengan Ibu. Saya hanya guru TK, bisa bertemu dengan Ibu Puan Maharani," ujar Wiji Winarsih, Jumat (25/5/2018)

Tak terbayang bagi Wiji Winarsih yang telah mengabdi sekitar 33 tahun sebagai guru akhirnya bertemu dengan Menko Puan. Kesempatan ini tak disia-siakan untuk mengucapkan terima kasih karena pendidikan anak usia dini sudah menjadi perhatian pemerintah.

"Tidak hanya itu, gizi dan kesehatan anak juga diperhatian sehingga anak bisa tumbuh sehat dan pintar," ujar Wiji Winarsih.

Manfaat bantuan sosial (bansos) khususnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) juga dirasakan oleh Rusdiyanti, penerima BPNT di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Bantuan sebesar Rp 110 ribu/ bulan yang dia terima bisa dibelanjakan telur dan beras serta dimanfaatkan maksimal oleh Rusdiyanti dengan berjualan makanan di desanya.

"Beras dan telurnya digunakan untuk makan dan jualan supaya bisa menyambung untuk bulan depan", ujar Rusdiyanti.

Hasil penjualan makanan tersebut diakui Rusdiyanti bisa digunakan untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Program bansos lain yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Penerima PKH setiap tahunnya mendapat uang sejumlah Rp 1,390 juta, yang diberikan bertahap sebesar Rp 500 ribu, Rp 500 ribu, dan Rp 390 ribu. Manfaat bansos ini, salah satunya diakui penerima PKH di Klaten, Desi saat bertemu Menko PMK.

"Programnya sangat bermanfaat Bu," ujar Desi bersemangat.

Kesuksesan program ini ditentukan salah satunya oleh peran pendamping yang terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada para penerima PKH.

"Untuk PKH, peran pendamping itu sangat penting guna mengecek apakah uang PKH sudah dimanfaatkan dengan baik oleh KPM," ujar Menko PMK dalam kunjungan kerjanya ke Klaten, Jumat (25/5).

Senjata Ampuh Atasi Kemiskinan

Percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat sendiri adalah prioritas agenda pembangunan pemerintah. Sejumlah program bantuan sosial diberikan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang tidak mampu. Untuk mengecek penyaluran bansos, Puan Maharani sebagai Menko PMK selalu turun langsung ke masyakat, memantau penyaluran, memastikan bansos tepat sasaran. Puan sekaligus memanfaatkan momentum itu untuk bersilaturahmi dan berdialog dengan masyarakat, menggali dan mendengarkan keluhan serta masukan maayarakat sebagai perbaikan kebijakan selanjutnya.

"Dengan bertemu langsung masyarakat, kita bisa melihat apakah semua program sudah diterima dengan baik dan rakyat benar-benar memanfaatkannya dengan baik," ujar Menko PMK.

Pemerintah telah memberikan jaminan pemenuhan pangan melalui bansos pangan (Rastra dan BPNT) kepada 15,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), layanan kesehatan kepada 94,2 juta Penerima Bantuan Iuran JKN BPJS Kesehatan (Kartu Indonesia Sehat), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 19,7 juta anak.

Pemerintah juga memberikan perlindungan pada keluarga tidak mampu melalui PKH untuk 10 juta Keluarga. Percepatan peningkatan kesejahteraan juga dilakukan dengan memperluas penerima PKH dari 2,6 juta keluarga pada tahun 2014, menjadi 10 juta keluarga pada tahun 2018.

Upaya pemerintah melalui serangkaian bansos semata-mata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya bansos, pemerintah juga berusaha meningkatkan potensi dan kemampuan masyarakat lewat berbagai program lainnya, sebut saja pemberdayaan perempuan, penyaluran kredit mikro, pelatihan, dll. Semoga ikhtiar pemerintah tersebut pada akhirnya mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (p/ma)