SOS: New Normal Sepakbola Perlu Stimulus dari Pemerintah

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Di tengah pandemi Covid-19 yang sulit diprediksi dan belum ditemukan vaksinnya, perlu langkah-langkah strategis untuk menghidupkan kembali sendi kehidupan berbangsa. Termasuk di dalamnya sepakbola yang merupakan gambaran umum kehidupan masyarakat Indonesia.

Di sepakbola ada interaksi, kerja sama, persaingan, kegembiraan, bahkan kesedihan yang tertuang dalam pertandingan selama 90 menit. Sepakbola merupakan media paling efektif untuk mengembalikan psikologis dan sosial kultural bangsa paska pandemic dalam proses adaptasi menuju New Normal.

"Covid-19 merupakan momentum untuk menuju era baru sepakbola Indonesia. Bila sektor budaya mendapatkan stimulus untuk bangkit paska pandemi, sepakbola perlu juga diberikan perhatian. Karena sepakbola melibatkan banyak sektor. Mulai dari ekonomi, sosial, dan budaya. Dari level makro dan mikro. Dari kalangan berada sampai rakyat jelata," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer #SOS yang disampaikan dalam acara Webinar yang digelar Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan Program Studi Kajian Wilayah Eropa, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia (SKSG UI), Kamis (11/6).

Stimulus dari pemerintah selain memberlakukan protokoler kesehatan, juga bisa berupa kemudahan pemeriksaan dan rapid test sebelum dan sesudah pertandingan berlangsung. Menggerakkan kehidupan perekonomian di sekitar stadion dengan protokoler kesehatan yang jelas dan tegas. "Kita akan jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang tentunya akan mendapatkan perhatian masyarakat dunia. Ini bisa jadi momentum untuk pemerintah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sendi kehidupan bangsa sudah pulih seteah dihajar Covid-19," kata Akmal.

Tentunya, New Normal sepakbola nasional bukan sekedar hidup kembali setelah "mati suri". Harus ada perubahan fundamental yang dilakukan utamanya reformasi tata kelola sepakbola nasional agar lebih sehat, kompetitif, berkualitas, profesional dan bermartabat. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional harus dijadikan pijakan. "Semua elemen sepakbola harus mengambil hikmah dari Covid-19. Sepakbola Indonesia harus leih disiplin mulai dari pengurus, pemain, wasit, sampai suporter. Taat aturan dan tentunya meningkatkan kualitas agar bisa berorestasi dan mengharumkan nama bangsa. Perlu komitmen bersama bahwa footbaal is our hope, not our job (sepakbola adalah harapan kita, bukan proyek kita)," Akmal menegaskan dalam webinar lebih dari 2 jam bertemakan Sepakbola Nasional Paska Covid-19 Sudah Siapkah Bergulir Kembali? yang diikuti lebih dari 500 peserta yang mayoritas stakeholder sepakbola nasional.

Seminar virtual yang dimoderatori presenter Tio Nugroho ini juga menghadirkan pembicara antara lain Ketua Umum PSSI, Komjen Pol (Pur) H. Mochammad Iriawan, Duta Besar RI untuk Jerman Dr. Arif Havas Oegroseno, Kasatgas Anti Mafia Sepak Bola Brigjen. Pol. Hendro Pandowo, Kaprodi Kajian Wilayah Eropa Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI Dr. Henny Saptatia Drajati Nugrahani, Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, dan General Manager Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman. (r/ab)