Tokoh Pemuda Kalsel Geram dengan Cara Tak Bermartabat yang Dilakukan Denny Indrayana

By Admin


nusakini.com - Banjarmasin - Sejumlah tokoh pemuda Kalimantan Selatan (Kalsel) angkat bicara terkait berbagai kejadian yang mereka nilai sudah tidak bisa lagi ditolerir karena berdampak pada makin timbulnya keresahan masyarakat jelang pemugutan suara ulang (PSU) Kalsel, 9 Juni mendatang. 

Peristiwa tersebut antara lain adanya dugaan kuat politisasi masjid dan makin maraknya kampanye terselubung di berbagai masjid dan majelis yang terus dilakukan hingga saat ini. 

Kampanye terselubung tersebut seperti pembagian jadwal imsyakiah yang dilakukan Cagub Denny Indrayana yang secara terang-terang dimunculkan di media sosial resmi milik Denny Indrayana. 

Koordinator Forum Pemuda Banua Bersatu (PBB), M. Hafizh Rhida menyatakan keprihatinannya yang dalam terkait makin tak eloknya cara-cara yang dilakukan pihak Denny Indrayana. 

“Menjadikan tempat ibadah sebagai sebagai ajang kampanye itu saja sudah melanggar, apalagi ini dilakukan dalam konteks PSU yang memang mengharamkan adanya kampanye. Dan ini dilakukan tanpa ada rasa bersalah sedikit pun dari pihak Denny”, ujarnya, Jumat (16/4)

Menurut Hafizh, apa yang dilakukan Denny bukan saja mencederai aturan hukum dalam Pilkada dan PSU, tapi juga mencederai semangat kejujuran, sikap sportif dan pilkada yang menjunjung rasa keadilan. 

“Pak Denny ini seakan sudah tutup mata dan telinga dan tidak lagi mau tahu bagai masyarakat akar rumput di Kalsel sudah demikian resah dibuatnya”, katanya.

Sementara itu, Mantan Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kalsel, Yogi Adhiatma menilai apa yang dilakukan Denny Indraya telah menginjak-injak tradisi yang sudah lama terbangun di tanah Banua ini seperti akhlak yang bermartabat, menjaga rasa persatuan serta tak seenaknya mengumbar tuduhan dan fitnah. 

“Saya melihat ada kecenderungan menerabas semua adat istiadat yang ada di tanah Banua dengan cara menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan”, kata Yogi. 

Sedangkan, tokoh pemuda Kalsel, Roy Prayoga menyebut Denny Indrayana sudah melewati batas-batas etika dan hukum yang dijunjung tinggi di Kalsel. 

“Dengan terang benderang, etika sudah ditabrak dan mendegradasi Bawaslu Kalsel sebagai lembaga resmi negara dengan menuding Bawaslu Kalsel berpihak dan tak bekerja profesional”, ujarnya. 

Namun lucunya, ketika melaporkan adanya dugaan pelanggaran, pihak Denny masih mandatangi Bawaslu. 

“Ini kan bermuka dua dan tak konsisten. Di satu sisi tak mempercayai lembaga Bawaslu Kalsel, tapi di sisi lain tetap mendatangi Bawaslu untuk melakukan pelaporan. Aneh, lucu dan makin memperlihatkan sosok Denny sebenarnya”, imbuhnya. 

Hal senada juga dikatakan Ketua PSI Banjarmasin, Antung Ridwan yang menilai apa yang dilakukan Denny dengan mempolitisasi tempat ibadah merupakan perilaku yang tidak bisa ditolerir lagi. 

“Dia kan profesor hukum tata negara yang pasti paham dengan aturan hukum PSU yang ada. Tapi tetap saja dilakukan. Ini membuktikan bila dia benar-benar merasa telah “kebal” hukum dan meremehkan hukum yang ada”, tandasnya. 

Antung juga mengingatkan bahwa kesabaran masyarakat Kalsel itu ada batasnya. Jadi hendaknya Denny Indrayana jangan jumawa dengan terus menerus menginjak-injak harga diri masyarakat Banua. 

Seperti diketahui, karena keperihatinan tokoh-tokoh pemuda ini terhadap manuver politik yang dilakukan Denny Indrayana, maka kemarin, Kamis (15/4) malam, mereka berkumpul dan sepakat mengeluarkan pernyataan sikap dalam Forum Pemuda Banua Bersatu. (*)