Ukraina Apresiasi Tinggi Upaya Pemerintah Indonesia Turut Mendorong Penyelesaian Konflik dan Membantu Penanganan Dampak Konflik

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Pemerintah Ukraina memberikan apresiasi kepada Presiden RI yang telah mengundang Presiden Ukraina untuk menghadiri Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada bulan November 2022 mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Republik Indonesia, Y.M. Vasyl Hamianin, ketika melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (7/06), bertempat di Kantor Kemenko Perekonomian.

Duta Besar Hamianin juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada berbagai pihak di Indonesia, termasuk Pemerintah RI, Parlemen RI, hingga organisasi keagamaan yang telah mendukung berbagai upaya untuk diakhirinya konflik di Ukraina. Tidak lupa ucapan terima kasih juga disampaikan pihak Ukraina atas bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak yang disalurkan kepada masyarakat di Ukraina.

Lebih lanjut, Duta Besar Hamianin juga menyampaikan beberapa hal di antaranya tentang pentingnya posisi G20 yang sangat menentukan untuk mengupayakan penyelesaian konflik di Ukraina. Menurutnya, G20 merupakan cerminan representasi negara – negara yang ada di dunia. Meskipun agenda utama G20 adalah bidang ekonomi, tapi G20 tidak dapat dipisahkan dari berbagai situasi atau permasalahan yang sedang melanda dunia saat ini, seperti food security, energy security hingga logistik.

Dubes Hamianin juga menginformasikan terkait situasi di Ukraina saat ini, di mana salah satu imbas konflik adalah adanya lebih dari 10 juta orang yang menjadi pengungsi dan displaced person. Meskipun begitu, situasi saat ini mulai berangsur membaik, khususnya di Ibukota Kyiv, di mana lebih dari 40 kedutaan besar negara sahabat sudah kembali beroperasi di sana.

Pihak Ukraina juga mencatat imbas konflik lainnya yaitu sulitnya untuk melakukan ekspor gandum ke luar Ukraina. Sekitar 22 juta ton gandum asal Ukraina tidak bisa lagi diekspor karena terhambatnya akses keluar masuk pelabuhan di Ukraina. Kebanyakan pengiriman komoditi gandum tersebut menggunakan kapal laut, dan agak sulit mengirimkannya melalui jalur darat.

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan posisi Pemerintah RI bahwa konflik di Ukraina harus segera dihentikan agar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dapat dihormati, sesuai prinsip dan tujuan yang tercantum dalam Piagam PBB dan hukum internasional.

Pemerintah RI secara konsisten menyampaikan posisi tersebut di berbagai pertemuan penting yang digelar baik dalam maupun luar negeri. Dalam pertemuan – pertemuan dimaksud Pemerintah RI juga menyampaikan concern terkait penanganan krisis kemanusiaan sebagai dampak dari konflik. Pemerintah RI juga siap mendukung dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, melalui Palang Merah Ukraina.

Dubes Hamianin kembali menyampaikan harapan agar G20 dapat mendorong upaya untuk mengakhiri konflik dengan segera. Ukraina percaya bahwa G20 bisa melakukan langkah – langkah strategis penyelesaian konflik yang diperlukan dengan mempertimbangkan kekuatan politik dan ekonomi yang dimiliki oleh negara – negara G20.

Dari aspek perdagangan, kedua negara mencatat tren yang cukup signifikan dalam perdagangan bilateral di mana pada tahun 2021 tercatat kenaikan sebesar 22,83% atau senilai US$ 1,46 milyar dibandingkan pada tahun sebelumnya (US$ 1,26 milyar). Komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Ukraina adalah Palm Oil yang diikuti oleh Coconut (Copra) dan Margarine. Ukraina menempati peringkat ke-39 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia serta peringkat ke-26 sebagai negara asal impor. Komoditi impor terbesar Indonesia dari Ukraina adalah gandum yang tercatat sebesar US$ 919,4 juta dan saat ini terimbas dampak dari konflik.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga didampingi oleh Ketua Komisi I DPR Meutia Hafid dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi P. Pambudi. Sementara Duta Besar Hamianin disertai Sekretaris I pada Kedubes Ukraina di Jakarta. (rls)