Miyakawa: Sulsel Provinsi Paling Penting Bagi Jepang

By Abdi Satria


nusakini.com-Makassar- Hubungan bilateral antara Provinsi Sulawesi Selatan dan negara Jepang semakin positif. Terutama di era kepemimpinan Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman. 

Ini juga didukung oleh Kepala Kantor Konsular Jepang di Makassar saat ini, Miyakawa Katsutoshi. Menurut Nurdin, Sulsel dipromosikan dengan baik di Jepang, termasuk investor diajak untuk masuk. 

"Beliau (Miyakawa) paham betul apa yang menjadi kebutuhan kita," kata Nurdin Abdullah pada peringatan hari kelahiran Sri Baginda Kaisar Jepang, yang digelar oleh Konjen Jepang di Lotus A Ballroom Four Points by Sheraton, Jumat malam, 21 Februari 2020.

Miyakawa sendiri menyebutkan bahwa, Sulsel adalah provinsi di Indonesia paling penting bagi Jepang. Sebab potensinya sangat besar, kerjasama menguntungkan kedua belah pihak dapat dijalin. 

"Sulsel itu adalah salah satu provinsi paling penting (bagi Jepang). Bagi saya juga, kerena potensinya sangat besar. Karena, bukan hanya bidang pertanian, perikanan, memang sekarang saya sudah mengajak banyak perusahaan Jepang berinvestasi di daerah ini, karena mereka baru sadar akan Sulsel," paparnya.

Lanjutnya, perusahaan Jepang di Indonesia itu banyak. Tetapi, besaran investasinya lebih banyak di Pulau Jawa. Sekarang, pihaknya mengajak mereka ke luar Pulau Jawa, dan berinvestasi di Sulsel. 

Bahkan, Ia menyebutkan, pernah memfasiliatsi memperkenalkan Sulsel kepada perusahan Jepang yang ada di Indonesia, "Saya kemarin ajak Pak Nurdin dan Plt Wali Kota untuk membuka seminar di Jakarta. Jadi ada 70 perusahaan wakil Jepang," jelasnya.

Ia juga mengajak pihak Angkasa Pura dan Pelindo 4. Menjalaskan infrastruktur pendukungnya, seperti bandara dan pelabuhan. Ia mengakui bahwa banyak dari mereka yang baru mengetahui hal-hal yang telah tersedia di Sulsel.

Miyakawa menjelaskan bahwa, perusahaan dan investor Jepang memiliki kharakteristik khusus. Mereka tidak cepat untuk memutuskan berinvestasi di suatu wilayah, cendrung pelan.

"Pelan-pelan, memang kita perusahaan Jepang memang step by step. Tetapi kalau sudah berinvestasi, duduknya lama," paparnya. 

Ia mengakui bahwa tantangan yang ada saat ini perusahaan Jepang tertarik pada negara ASEAN lainnya untuk berinvestasi seperti Myanmar dan Vietnam. 

"Saya kira tidak apa-apa, kita Indonesia juga harus berusaha agar lebih menarik," sebutnya.(p/ab)