OYO Bidik Pasar Indonesia Timur, Siap Jadi Jaringan Hotel Terdepan di Sulawesi

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Makassar--Sebagai langkah awal dalam ekspansinya ke wilayah Indonesia Timur, OYO Hotels and Homes (“OYO”), jaringan hotel terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia dengan pertumbuhan tercepat (*berdasarkan jumlah kamar), kini resmi diluncurkan di Kota Makassar, Palu, dan Manado. OYO telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Di Makassar, dalam kurun waktu 1 bulan sejak beroperasi saat ini telah ada 30 hotel yang bergabung dengan jaringan OYO di kota yang dikenal sebagai hub utama untuk Indonesia bagian Timur.

Melalui model bisnis full-stack berbasis teknologi, OYO berkomitmen untuk mentransformasi industri perhotelan di Makassar. Gaurav Prajapati, Region Head OYO mengatakan “OYO memiliki misi untuk mentransformasi hotel lokal menjadi akomodasi berkualitas dengan harga kompetitif, serta menjamin tingkat kepuasan pelanggan dengan menghadirkan pengalaman menginap yang berkualitas dan terstandarisasi. Kami membantu mitra pemilik hotel kecil dan menengah untuk mengelola propertinya dari hulu sampai hilir meliputi aspek teknologi, bisnis, dan transformasi properti, dengan kemampuan operasional terbaik, mulai dari sistem manajemen pendapatan, teknologi pemesanan, kontrol kualitas, jangkauan pemasaran, hingga AI (kecerdasan buatan) yang efisien. Dengan langkah awal kami di Pulau Sulawesi khususnya di kota Makassar, kami berkomitmen untuk berkontribusi lebih kepada industri perhotelan di wilayah timur Indonesia.”

Dukungan bisnis yang dihadirkan OYO untuk para mitra melalui inovasi teknologi juga memungkinkan tingkat okupansi hotel-hotel OYO di Makassar meningkat sebesar 30-35% setelah bergabung dengan jaringan OYO. Dukungan teknologi juga memungkinkan OYO untuk mampu mentransformasi dan merenovasi properti hanya dalam kurun waktu 3-14 hari. “Kami menawarkan lebih dari 20 solusi berbasis aplikasi untuk memastikan operasional hotel yang mudah, serta memastikan pengalaman menginap terstandarisasi bagi tamu,” tambah Gaurav.

Selain itu, OYO memberikan sistem distribusi pemasaran omnichannel yang terintegrasi bagi hotel-hotel yang tergabung dalam jaringannya. OYO telah menjalin kerjasama dengan 10 situs pemesanan hotel termasuk Traveloka dan Booking.com, serta sistem pemasaran secara offline yang dilakukan oleh tenaga pemasar OYO dengan menyasar komunitas, group, dan korporasi. Hal ini memungkinkan OYO untuk menarik wisatawan domestik, bahkan mancanegara untuk menginap di hotel OYO, serta membuat para pemilik hotel untuk memasarkan kamar hotelnya secara mudah, efektif, dan efisien. 


Kemampuan teknologi serta keahlian dalam industri perhotelan yang dimiliki OYO pun dirasa mampu meningkatkan bisnis pemilik hotel secara signifikan. Sas Kemal, pemilik hotel OYO 637 Hotel Yasmin menjelaskan kenaikan tingkat hunian hotelnya pasca bergabung dengan OYO, “Pertumbuhan Industri hotel di Makassar sangatlah pesat. Persaingan pun meningkat. Hotel kecil menengah maupun skala besar berlomba-lomba menarik pelanggan dengan berbagai strategi pemasaran, dan salah satunya berdampak pada berkurangnya tingkat hunian di hotel kami. Kini setelah sekitar 4 bulan hotel kami bermitra dengan OYO, kami mampu bersinergi dan meningkatkan tingkat hunian hingga di atas 80%. Manajemen dan teknologi OYO mampu membantu kami menembus berbagai pasar, salah satunya melalui jalur distribusi online yang tepat sasaran dalam menjangkau pelanggan potensial kami, salah satunya dengan bekerjasama bersama OTA sehingga lebih dapat mempermudah pelanggan mendapatkan informasi mengenai hotel kami.”

Gita Nelwan, selaku General Manager Hotel OYO Capital O 1279 Grand Celino di Makassar juga turut berbagi alasannya bergabung dengan OYO. “Era Industri 4.0, inilah alasan utama mengapa Grand Celino memutuskan bergabung dengan OYO. Apa yang sudah dicapai selama ini, diharapkan bisa lebih ditingkatkan dan lebih baik jika kami menjalin kerja sama dengan jaringan hotel berbasis teknologi seperti OYO. Cepat atau lambat, pelaku industri hospitality harus siap menjadi bagian dari industri 4.0, dan Grand Celino Hotel memilih segera dan sudah melakukannya.”

Lebih lanjut, sebagai salah satu kota yang menjadi hub ekonomi terbesar di Indonesia, khususnya di wilayah Timur, Makassar memiliki potensi dalam sektor industri perhotelannya. Namun dalam beberapa waktu terakhir, geliat bisnis sektor perhotelan di Makassar mengalami kenaikan yang kurang memuaskan. Disadur dari Bisnis Indonesia, Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga pada April 2019 menyebutkan bahwa pertumbuhan industri perhotelan di Sulawesi Selatan masih belum menggembirakan sejak memasuki 2019, dengan tingkat okupansi hotel yang cenderung melambat. Namun pihaknya optimis bahwa memasuki akhir 2019, kinerja industri perhotelan di Makassar dan Sulawesi Selatan akan membaik.

Terkait dengan hal tersebut, kehadiran OYO juga diharapkan dapat turut meningkatkan geliat sektor perhotelan di Pulau Sulawesi khususnya Kota Makassar, serta memajukan perekonomian daerah. “Kami membangun bisnis kami di Makassar dengan sangat memperhatikan nilai-nilai lokal untuk memastikan layanan terbaik bagi para tamu dan mitra kami. OYO telah berkomitmen untuk membantu meningkatkan bisnis para pemilik hotel lokal tradisional di segmen kecil, menengah, dan unbranded dengan memberikan ekosistem perhotelan yang kondusif, sehingga pada akhirnya mampu untuk menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar,” jelas Gaurav. 

“Makassar juga merupakan salah satu kota prioritas bagi OYO di Indonesia. Saat ini OYO mencatat sebanyak 54,000 pemesanan selama bulan Juli 2019 dengan rata-rata pemesanan terjadi setiap 1 menit. Hal ini menunjukkan besarnya potensi pasar di Makassar sebagai langkah awal untuk OYO berekspansi di pulau Sulawesi,” tambah Gaurav.

Sebagai jaringan hotel nomor 1 di Indonesia (berdasarkan jumlah kamar), OYO telah hadir di 86 kota di Indonesia dengan lebih dari 850 hotel dan lebih dari 23.000 kamar yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. OYO terus fokus memberikan pengalaman menginap terbaik sekaligus meningkatkan pemasukan pemilik hotel, sehingga mampu tumbuh 20 kali lipat hanya dalam waktu 8 bulan. Pertumbuhan yang pesat ini dimungkinkan berkat kepercayaan dari ratusan pemilik aset serta pelanggan setia OYO, dan kerja keras dari lebih dari 950 OYOpreneurs (karyawan) di seluruh Indonesia. Dalam proses tersebut, OYO juga telah menciptakan lebih dari 10.000 peluang ekonomi langsung dan tidak langsung. Hal ini sekaligus membuktikan komitmen OYO untuk turut mentransformasi bisnis perhotelan di Indonesia, melalui model bisnis full stack berbasis teknologi.(R/Rajendra)