Pandemi Covid-19, Menag Harap Ilmuwan Muslimah Lakukan Tiga Peran Ini

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Menteri Agama Fachrul Razi menilai kehadiran ilmuwan muslimah Indonesia dalam wadah organisasi Majelis Ilmuwan Muslimah atau Majelis Alimat Indonesia memiliki peran strategis, terutama dalam menghadapi masa pandemi covid-19. Hal ini disampaikan Menag saat memberi sambutan secara daring pada Pelantikan Pengurus Pusat (PP) dan Wilayah Majelis Ilmuwan Muslimah periode 2019 – 2023.  

“Setidaknya ada tiga peran yang kita harap dapat dilakukan ilmuwan muslimah Indonesia untuk menghadapi pandemi covid-19 ini,” kata Menag, di Jakarta, Jumat (03/07).  

Pertama, lanjut Menag, Majelis Ilmuwan Muslimah perlu berkontribusi nyata terhadap upaya pemutusan akan meluasnya wabah covid-19. “Upaya pemutusan ini tentunya dapat disesuaikan dengan latar akademik, keahlian, dan kemampuan berbasis keilmuan masing-masing.  

Menag mencontohkan misalnya ilmuwan muslimah di bidang riset kesehatan diharapkan dapat berkontribusi melahirkan inovasi-inovasi produktif terhadap penanggulangan covid-19. “Syukur-syukur bisa menemukan obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona secara efektif,” tutur Menag.  

“Sebagai ilmuwan di bidang sosial, misalnya, diharapkan mampu memberikan kesadaran akan bahaya covid-19 dan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari serta mampu membangkitkan semangat untuk senantiasa berikhtiar bertahan dan memperbaiki kehidupan di tengah wabah covid-19 ini,” imbuhnya.  

Kedua, Menag meminta Majelis Ilmuwan Muslimah harus memainkan peran untuk memastikan agar tidak terjadinya loss educated generation atau hilangnya generasi terdidik. “Wabah Covid-19 memang tengah mewabah, tetapi itu bukan menjadi legitimasi akan berakhirnya proses-proses pendidikan di lingkungan kita. Jika proses pendidikan berhenti karena covid-19, maka kita sebagai bangsa tentu akan kehilangan generasi-generasi terdidik yang akan melanjutkan misi kehidupan kita,” kata Menag menandaskan.  

Peran ketiga yang harus dilakukan pengurus majelis ilmuwan muslimah menurut Menag adalah menenteramkan batin bagi keluarga masing-masing. “Masa pandemi covid-19 sangat berpotensi melahirkan ketidakstabilan emosi di lingkungan keluarga, sehingga anak-anak sering menjadi korban,” kata Menag.  

Misalnya, karena pendapatan ekonomi keluarga berkurang, berpotensi melahirkan sikap-sikap yang tidak wajar di antara anggota keluarga yang bersangkutan. Oleh karenanya, menurut Menag, para pengurus dan anggota Majelis Ilmuwan Muslimah hendaknya menjadi bagian yang proaktif dalam mewujudkan kedamaian di lingkungan keluarga masing-masing. 

"Saya mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus majelis Ilmuwan Muslimah atau Majelis Alimat, baik di tingkat pusat maupun wilayah, yang alhamdulillah, di hari penuh berkah ini, kita sama-sama menyaksikan pelantikannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kemanfaatan untuk kita semua," tutur Menag di hadapan 100an pengurus Majelis Alimat Indonesia.  

Senada dengan Menag, Ketua Umum Majelis Alimat Indonesia periode 2019-2023 Amany Lubis menuturkan keberadaan majelis yang merupakan wadah ilmuwan-ilmuwan muslimah ini diharapkan dapat menunjukkan kiprah positif bagi negara.  

“Kita berharap pengurus yang baru ini dapat berkiprah positif untuk menghasilkan hal yang dibutuhkan negara dan kemanusiaan,” ujar Amany.  

Salah satu perubahan yang ada dalam kepengurusan Majelis Alimat Indonesia kali ini menurut Amany adalah keberadaan Bidang Kesehatan. “Untuk pertamakalinya, dalam kepengurusan Majelis Alimat ada bidang kesehatan. Di tengah pandemi covid-19 ini, kita berharap para ilmuwan muslimah di bidang kesehatan ini kita harapkan dapat menunjukkan perannya,” kata Amany yang untuk kedua kalinya dipercaya untuk memimpin organisasi yang telah berdiri sejak tahun 2000 ini.   

Sejak berdirinya hingga saat ini MAI telah dipimpin oleh tiga orang ilmuwan muslimah. Pertama MAI dipimpin oleh Nabilah Lubis selama dua periode, kemudian dilanjutkan Irid F. Agoes selama dua periode, dan selanjutnya oleh Amany Lubis.  

Dalam pelantikan kali ini, untuk pertamakalinya dibentuk kepengurusan Majelis Alimat Indonesia tingkat wilayah, meliputi wilayah Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.  

“Kita berharap juga ke depan bisa membuka perwakilan Majelis Alimat Indonesia di luar negeri. Karena sebenarnya banyak ilmuwan muslimah Indonesia yang memiliki kiprah positif di manca negara,” harap Amany.p/ab)