Aktivis, Tokoh Masyarakat hingga Guru Besar Kecam Penganiayaan Ade Armando di Demo DPR RI

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Sejumlah aktivis, tokoh masyarakat dan guru besar mengecam keras penganiayaan terhadap Ade Armando, Ketua Pergerakan Indonesia Untuk Semua (PIS), Senin siang (11/4).

Ade bersama anggota PIS dan ribuan mahasiswa serta elemen organisasi lain ikut datang ke depang gedung DPR RI, Senin, 4 April 2022, untuk memprotes wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penangguhan pemilu, yang ramai beberapa minggu belakangan ini.

Aksi demonstrasi yang semula berlangsung damai, mulai bergulir menjadi aksi kekerasan, tak lama setelah Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo dan tiga wakil ketua DPR RI yang menemui sebagian demonstran, kembali ke dalam gedung DPR RI. Tim VOA di lapangan melihat aksi saling dorong dan lempar botol ke arah petugas terjadi sekitar pukul 15.30 sore.

Belum jelas siapa yang mendorong dan memukuli Ade Armando yang ketika itu berada dalam barisan massa dan sedang membuat konten untuk media sosialnya. Ia dikeroyok dan nyaris ditelanjangi. Beberapa mahasiswa tampak berusaha melindunginya dan memanggil polisi, yang kemudian menyelamatkannya ke dalam kompleks gedung DPR.

Guru Besar FHUI : “Ini Bukan Cara Orang Muda Menyampaikan Ketidaksetujuan”

Berbicara dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin malam (11/4), Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Dr. Sulistyowati Irianto “mengutuk keras tindakan itu (pengeroyokan) karena bukan seperti itu cara orang muda menyampaikan ketidaksetujuan. Mereka harus berdebat dengan akal sehat, berpengatahuan dan beretika karena jika tidak berarti ada sesuatu yang salah besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini,” tandasnya.

Aktivis Nong Darol Mahmada mengatakan begitu kabar pengeroyokan itu meluas, ia berusaha keras mengontak Ade Armando dan tiga orang anggota PIS yang datang ke demonstrasi di depan DPR RI untuk membuat liputan atau konten laporan di media sosial mereka.

"Saya mengontak siapa pun untuk bisa mengeluarkan Ade dari kompleks DPR RI dan membawanya ke rumah sakit untuk segera mendapat perawatan,” jelasnya. Ia memuji sikap sejumlah mahasiswa yang melindungi Ade Armando dan polisi yang menyelamatkannya.

Mengapa Ade Armando Diserang?

Aktivis kebangsaan, Akhmad Sahal, yang ikut hadir dalam konferensi pers itu, mengatakan Ade Armando diserang bukan karena sikapnya menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penangguhan pemilu. Ia diserang karena dicap sebagai penista agama.

“Dari segi isu Ade Armando itu memiliki visi yang sama dengan demonstran yaitu menolak perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode dan penangguhan pemilu, tapi yang saya lihat kekejaman terhadap Ade bukan soal isu presiden, tapi soal Ade distigma sebagai penista agama. Karena dicap sebagai penista agama, maka sah bagi mereka untuk melakukan persekusi, penghalalan kekerasan dan penggunaan cara-cara barbar," jelas Sahal yang juga kandidat doktor di University of Pennsylvania.

"Ini kelihatan sekali jika melihat petikan video yang beredar, pelaku meneriakkan kata-kata seakan-akan mereka membela Islam. Ini adalah ciri khas kaum radikal, ekstremis, yang menggunakan kekerasan untuk tujuan agama. Mereka merasa berbuat kebajikan, membela Islam dan jika ini dibiarkan ini akan sangat berbahaya sekali, tidak saja bagi Indonesia ke depan, tetapi juga bagi wajah Islam Indonesia,” imbuhnya.

Ade Armando, dosen FISIP UI dan yang telah sejak lama bersikap vokal terhadap isu-isu kebangsaan, memang kerap menjadi target.

Eko Kuntadhi, salah seorang teman dekat Ade Armando dan kerap membuat konten isu-isu kebangsaan di media sosial, mengatakan sejak awal begitu Ade Armando berada di lokasi demonstrasi, foto dan informasi dirinya beserta ancaman terhadapnya meluas di media sosial.

“Demonstrasi hari ini bukan demonstrasi mahasiswa, tapi demonstrasi preman. Mereka tidak penting soal apa yang mereka tuntut, tapi memang ingin mencari kerusuhan. Di Twitter sejak pagi sudah beredar foto-foto dan informasi kami. Ini menunjukkan mereka ingin membungkam kami, jika tidak sepakat dengan mereka, bahkan dengan cara yang paling biadab seperti yang dialami Bang Ade,” ujarnya.

Hal senada disampaikan penggiat media sosial Denny Siregar.

“Pada prinsipnya apa yang dikhawatirkan sejak lama sudah terlihat dalam kasus Bang Ade. Kita tidak ada masalah dengan gerakan mahasiswa yang menyampaikan aspirasi, tetapi ketika ada penyusup yang mengusung radikalisme maka bahaya sekali," komentarnya.

"Kasus pengeroyokan supporter Persija di Bandung, ada yang melafaskan keagamaan yang sama atau pengeroyokan di Cikeusik-Banten tahun 2013. Inilah fenomena yang terjadi di negeri kita dan saya kira negara tidak boleh lagi abai terhadap gerakan-gerakan seperti itu. Bahaya sekali kalau kelompok seperti mahasiswa disusupi gerakan seperti ini. Apa yang terjadi pada Ade ini warning buat kita,” imbuh Denny.

Polisi Tangkap Sejumlah Tersangka

Aparat kepolisian bergerak cepat dengan menangkap sejumlah tersangka pelaku pengeroyokan. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo kepada wartawan mengatakan “siapa pun yang terbukti melakukan perbuatan pidana akan diproses.”

Hingga laporan ini disampaikan Ade Armando masih menjalani perawatan di RS. Siloam Jakarta. [sumber: voaindonesia.com]