Catatan Redaksi: Hari Buku

By Admin


SETIAP TANGGAL 17 MEI kita merayakan hari buku nasional. Dan kita kembali diingatkan bagaimana sebuah buku penting untuk dirayakan. 

Jujur, saya tak tahu pasti bagaimana proses lahirnya momen peringatan semacam ini. Yang saya tahu, dalam sebuah sejarah, memang kita harus selalu digugah bahkan digugat untuk tetap mengingat dan memperbaharui passion kita akan sesuatu. 

Dan hari buku pun dirayakan. Namun gemanya mungkin hanya terdengar lirih. Dalam hal ini, janganlah kita bandingkan dengan perayaan hari kemerdekaan yang digelar ingar bingar hingga ke pojok pelosok tanah air. Hari buku hanya sebuah momen yang tak demikian penting dalam kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara. 

Harus diakui dengan sedikit rasa kecut, di negeri kita, buku hanya bagian dari lingkar kecil yang nyaris terlupakan. Hanya dinilai oleh sebagian kaum terpelajar. Tradisi membaca buku bukanlah kesadaran bersama rakyat Indonesia. 

Namun bagaimana pun, dalam sebuah negeri yang oleh sejarahwan antropologi Inggris yang cukup populer Clifford Geertz diistilahkan sebagai negeri 1001 seremonial ini, kita sangat membutuhkan asupan perayaan semacam itu. Barangkali dengan menggelar berbagai jenis perayaan, kita sudah menjadi bagian dari jagat episentrum dalam relasi yang lebih besar dan tak terpahami oleh akal. Kita menganggap semua itu lebih mirip dengan ritual yang menghubungkan kita dengan makna tertinggi. 

Dan hari buku pun diperlakukan sebagai upacara yang terlepas dari substansi nilai dan kegunaan buku tersebut. Ini juga yang menjelaskan mengapa tingkat literasi baca masyarakat kita hanya berjalan di tempat dan makin sayup menghilang dalam gerumuh peradaban baru yang memperkenalkan teknologi informasi instan. 

Namun demikian pesimiskah kita akan hal ini? Saya teringat sebuah cerita bagaimana tokoh seperti Moh Hatta sewaktu diasingkan dan dibuang di Banda Neira bersama Syahrir. Dia membawa beberapa koper yang berisi penuh dengan buku. Hatta memang dikenal sebagai pembaca yang ‘gila’. Dan buku baginya adalah sebuah dunia yang sangat penting. Bagaimana dengan kita hari ini? [Redaksi]