Kemenag Terus Upayakan Peningkatan Layanan Haji

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan komitmennya untuk terus berupaya meningkatkan kualitas layanan penyelenggaraan ibadah haji. Meski penyelenggaraan haji 2016 dinilai sukses, namun hal itu tidak menjadikan jajaranya berpuasa diri. 

Penegasan ini disampaikan Menag saat menjadi narasumber pada Seminar Nasional yang digelar Fraksi Partai Golkar dengan tema 'Mewujudkan Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang Efektif, Efisien, Aman, Nyaman, sesuai Syariat Islam', di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (25/1). 

Menurutnya, langkah-langkah persiapan sudah dan terus dilakukan agar pelayanan ibadah haji tahun ini lebih baik lagi. Persiapan dilakukan sejak awal karena kembali normalnya kuota haji tahun ini menjadi tantangan tersendiri dalam penyediaan akomodasi, transportasi, dan layanan katering jemaah di Arab Saudi. 

Lebih dari itu, Kemenag juga melakukan sejumlah langkah guna memperbaiki layanan. Upaya yang sudah dilakukan antara lain: mengusulkan perbaikan tenda kualitas tanda dan penyediaan listrik di Arafah, penambahan karpet di Muzdalifah, serta peningkatan kualitas toilet di Mina. 

Kemenag juga meminta pihak Saudi Arabia untuk menyediakan kursi roda bagi jamaah di jamarat, memberikan layanan emergency bagi jamaah sakit, serta upgrade layanan transportasi dari bandara ke pemondokan, baik di Makkah maupun Madinah. 

Di hadapan wakil rakyat dari Partai Golkar, Menag menegaskan bahwa penyelenggaraan ibadah haji memerlukan kemampuan dan pengalaman operasional. Sebab, selain harus memberikan layanan prima, penyelenggara juga dituntut mampu memberikan pembinaan dan perlindungan maksimal kepada jemaah haji. 

Tantangan penyelenggaraan semakin komplesk seiring dengan keragaman karakteristik jemaah haji Indonesia. Dari sisi usia misalnya, berdasarkan data profil jemaah haji tahun 2016, mayoritas (61,3%) berusia di atas 50 tahun. Sedang yang berusia di bawah 50 tahun hanya sekitar 38,7%. 

"Dan, tak kurang dari 27 persen dari total jemaah haji adalah berusia diatas 61 tahun," tandas Menag. 

Berdasarkan rekam jejak kesehatan, lanjut Menag, jumlah jemaah haji dengan risiko tinggi mencapai 66,97 persen. Karenanya, pelayanan kesehatan memiliki tantangan tersendiri yang tidak mudah dalam penyelenggaraan haji. 

Selain wakil rakyat, Seminar Nasional ini juga diikuti oleh asosiasi penyelenggaraan haji, asosiasi penyelenggaraan umrah, ormas Islam, dan guru madrasah. Seminar menghadirkan beberapa narasumber, antara lain: Wakil Ketua Komisi VIII DPR Deding Ishak, perwakilan dari IPHI Jayadi Anshori, dan Ketua Umum HIMPUH Baluki Ahmad. 

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam sambutannya mengapresiasi Pemerintah yang berkomitmen untuk menyelesaikan pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada tahun ini.(p/ab)