Menjadi Anggota Dewan Juri Penghargaan Kemanusiaan Bergengsi, Jusuf Kalla dan Hamid Awaludin Kunjungi Paus Fransiskus

By Abdi Satria


nusakini.com-Vatikan – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla dan Mantan Menteri Hukum dan HAM dan Mantan Dubes RI Moskow, Hamid Awaludin Kunjungi Paus Fransiskus sebagai bagian dari delegasi dewan juri dan komite ahli 2021 Zayed Award for Human Fraternity pada akhir pekan lalu. Zayed Award for Human Fraternity adalah penghargaan bagi mereka yang memperjuangkan terbosoan di bidang kemanusiaan secara universal. 

Penghargaan tersebut diinisiasi oleh The Higher Committee for Human Fraternity, sebuah organisasi yang beranggotakan para tokoh terkemuka dunia di bidang agama, pendidikan, dan kebudayaan yang terinspirasi dengan Document on Human Fraternity, sebuah dokumen mengenai nilai-nilai kemanusiaan yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Dr Ahmad At-Tayyeb, pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi. The Higher Committee for Human Fraternity merupakan lembaga independen yang didukung oleh Pemerintah Uni Emirat Arab dan bermarkas di Abu Dhabi. 

Dalam pertemuan tersebut, Paus menyampaikan dukungannya terhadap penghargaan dimaksud yang dapat memacu semangat para pejuang kemanusiaan di seluruh dunia dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan umat manusia yang universal tanpa memandang agama, etnis, dan golongan. Selain itu, dalam kesempatan berbincang langsung dengan Jusuf Kalla, Paus mengutarakan bahwa beliau masih berkeinginan untuk mengunjungi Indonesia jika situasi sudah kondusif. 

Jusuf Kalla dan Hamid Awaludin juga berkesempatan untuk melihat Sistine Chapel dan Taman Borobudur (Borobudur Garden), sebuah ekshibisi permanen di Museum Etnologi Vatikan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Museum Etnologi Vatikan yang diresmikan pada 4 Oktober 2017. Pada kesempatan ini, Jusuf Kalla dan delegasi didampingi oleh Lina Yanti Dilliane, Kuasa Usaha Sementara KBRI untuk Takhta Suci, dan Romo Markus Solo, pejabat Takhta Suci yang berkewarganegaraan Indonesia. 

Keberadaan Taman Borobudur tersebut merupakan salah satu bentuk promosi kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional mengingat sebagai bagian dari Museum Vatikan, Museum Etnologi Vatikan dikunjungi tidak kurang dari enam juta wisatawan tiap tahunnya di masa normal. Selain itu, kehadiran Taman Borobudur juga merupakan simbol kerukunan umat beragama karena sebuah miniatur candi tempat beribadah umat Buddha dipersembahkan oleh Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan ditempatkan di sebuah museum di Vatikan, yang merupakan pusat Gereja Katolik dunia.(p/ab)