Mulawarman Minta Maaf pada Tribun Timur, Kembali Sindir Gubernur NA

By Abdi Satria


nusakini.com-Makassar-Mulawarman, wartawan senior di Sulawesi Selatan, kembali menegaskan, kalau Prof Andalan atau Nurdin Abdullah, adalah sosok pemimpin yang sangat tidak patut dicontoh. Karena sebagai Gubernur, Nurdin Abdullah tidak bisa memberikan contoh kepada rakyat Sulsel, bagaimana cara bersikap atau berperilaku patuh dan taat pada aturan dan imbauan.

“Ini bukan soal Nurdin Abdullah yang Prof Andalan dikunjungi atau didatangi para pimpinan media untuk berbuka puasa atau soal buka puasa bersama di kediaman pribadi Nurdin,” ujar Mulawarman dalam rilisnya kepada awak media Makassar, Jumat (5/6).

Seperti diketahui, Kamis kemarin, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah membantah keras kalau acara buka puasanya bersama beberapa pimpinan media di kediaman pribadinya di komplek Perumahan Dosen (Perumdos) Unhas, telah melahirkan klaster baru Covid-19, Klaster Perumdos.

Tetapi, menurut Mulawarman melanjutkan, ini soal Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang membuat aturan dan imbauan untuk rakyat agar tidak melakukan buka puasa bersama pada masa pendemi Covid-19 ini, apalagi di saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berlaku di Makassar. "Nurdin yang dijuluki Prof Andalan sendiri yang kemudian sembunyi-sembunyi atau diam-diam tidak mematuhinya, bahkan dengan sadar sesadar-sadarnya melabrak aturan dan imbauan yang diketahui rakyat Sulsel, dibuat oleh Prof Andalan sendiri," tegas Mulawarman.

Mulawarman yang akrab disapa Kak Mul ketika ditemui di Cafe Solusi Makassar seusai Jumat, mengingatkan surat edaran Nurdin Abdullah tertanggal 24 April 2020 yang berisi 17 point imbauan.

“Di surat edaran yang Prof Andalan teken langsung, imbauan untuk tidak buka puasa bersama dimasa Pendemi Covid-19, Prof ada di 2 point dari 17 point imbauan Prof Andalan. Di point 5 dan 8, jelas dan tegas melarang buka puasa bersama, karena kalimatnya berbunyi tidak perlu buka puasa bersama dan bukan puasa bersama ditiadakan,” ujar Mulawarman mengungkapkan.

Karena itu, lanjut Mulawarman lagi, dirinya ingin menegaskan sekali lagi, kalau Prof Andalan Nurdin Abdullah bukanlah contoh sosok pemimpin yang patut dicontoh dan pasti Nurdin Abdulllah bukan pula sosok pemimpin panutan. 

“Kasus ini, semakin membuktikan Nurdin Abdullah adalah pemimpin yang lahir dari hasil rekayasa pencitraan yang kemudian berhasil memukau media yang kemudian mengkapitalisasinya jadi kekuatan sosok seseorang Nurdin Abdullah di tengah rakyat. Dia tidak dilahirkan dari rekayasa sosial budaya dan politik publik atau rakyat,” ujar Mulawarman.

Minta Maaf

Mulawarman kemudian mengaku telah meminta maaf kepada teman-temannya di Harian Tribun Timur, karena gara-gara omongannya Klaster Perumdos, Gubernur Nurdin Abdullah bereaksi dan menuduh Tribun Timur.

Tribun Timur, tertuduh telah menuduh acara buka puasa Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dengan sejumlah pimpinan media itu, telah melahirkan klaster baru Covid-19, Klaster Perumdos.

Mulawarman mengungkapkan, kalau dalam berita di Tribun Timur tidak ada satu kalimat pun yang menuduh telah lahir Klaster Perumdos dari acara buka puasa bersama Gubernur dengan pimpinan media itu.

“Karena bunyi kutipan ucapan atau perkataan saya oleh Tribun Timur sangat jelas. Saya katakan bahwa, bisa-bisa muncul klaster baru Corona di Sulsel, Klaster Perumdos, karena banyak yang menghadiri acara buka puasa itu,” ungkap Mulawarman.

Di beberapa media lainnya yang meminta tanggapan saya tentang acara buka puasa itu, tutur Mulawarman kembali mengungkapkan, juga sama, tidak ada yang salah kutip. “Lihat di SOROT, saya katakan kalau terbukti atau akhirnya bisa dibuktikan Silahuddin Genda tertular Covid-18 di acara buka puasa itu, maka bisa dikatakan telah lahir klaster baru, Klaster Buka Puasa. Jadi mana yang omongan saya yang menuduh,” tanya wartawan senior ini.

Mulawarman kemudian, meminta teman-temannya yang menjadi pimpinan media di Makassar untuk menahan diri, tidak mendatangi atau mengunjungi pejabat, seperti mengunjungi Gubernur  seperti yang terjadi pada dua hari sebelum lebaran itu.

“Sebagai wartawan, saya marah dengan kata dikunjungi dari Nurdin Abdullah. Karena itu sama dengan Nurdin Abdullah menyalahkan teman pimpinan media yang datang mengunjunginya di saat dia berbuka puasa di masa pendemi Covid-19 dan penerapan PSBB Makassar,” kata Mulawarman.

Kepada relawan Nurdin Abdullah yang Kamis kemarin seharian bergantian menerornya, Mulawarman yang mantan aktivis mahasiswa ini, ingin mengingatkan kalau kritiknya selama ini pada Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, adalah bentuk partisapasinya sebagai rakyat Sulsel pada proses pembangunan di Sulsel. 

“Kritik itu adalah salah satu bentuk partisipasi publik pada proses pembangunan masyarakat, sah dan diakui serta dijamin, diatur dan dilindungi UU,” kata Mulawarman.

Mulawarman lalu mengingatkan relawan Nurdin Abdullah, kalau mereka salah meneror dirinya. “Seharusnya mereka meneror dan menggugat Anggota DPRD Sulsel yang terlihat diam dan bisu, tidak bekerja,” ujar Mulawarman.

Anggota DPRD itu, kata Mulawarman lagi, orang yang dipilih rakyat kemudian digaji oleh rakyat, untuk mengawal, mengontrol, mengawasi pemerintahan Nurdin Abdullah agar tetap melaju di relnya, tidak sedang bekerja. “Kalau mereka bekerja atau berfungsi mengawasi dan mengontrol pemerintahan Nurdin Abdullah, gak mungkin kritik saya diberi ruang oleh teman-teman media, dan mustahil saya atau kritik saya diterima oleh publik’,” pungkas Mulawarman.(r/ab)