Sediakan Pangan Sehat, KKP Gelar Safari Gemarikan dan Pasar Ikan Ramadhan

By Admin


nusakini.com - JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menyelenggarakan ‘Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan Pasar Ikan Ramadan’ di Area Parkir Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (3/6). Kegiatan ini dimeriahkan oleh 20 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang kelautan dan perikanan, baik UKM produk perikanan segar, olahan, maupun kerajinan tangan.

Acara ini merupakan kerja sama KKP dengan berbagai instansi lain seperti Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN); Asosiasi Chef Profesional; Kongres Wanita Indonesia (Kowani); Yayasan Jantung Indonesia; Ikatan Bidan Indonesia (IBI); industri yang bergerak di bidang perikanan seperti PT Intimas Surya, PT Cidea, PT Balimaya Permai, PT Lucky Samudera, PT CPP, KOMIRA dan PT Kelola Mina Laut; serta 20 UKM produk kelautan dan perikanan. Rangkaian acara Safari Gemarikan dan Pasar Ikan Ramadan ini telah dimulai sejak 18 Mei lalu dan akan berlangsung hingga 8 Juni 2018 mendatang di wilayah Jabodetabek.

 Direktur Jenderal PDSPKP Rifky Effendi Hardijanto dalam sambutannya mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan sebesar 9,9 juta ton dan potensi luas lahan budidaya 83,6 juta Ha. Potensi ini menurutnya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan protein ikan bagi masyarakat serta mampu membuka banyak lahan pekerjaan. Guna mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan ini, pemerintah sejak 2004 lalu telah mencanangkan Program Gemarikan.

Menurut Rifky, pertumbuhan angka konsumsi ikan di Indonesia belakangan cukup baik. Hanya saja ia berpendapat, konsumsi ikan masyarakat di Pulau Jawa dan Lampung masih jauh tertinggal dibanding wilayah lainnya di Indonesia. “Di Jawa ini kurang makan ikan, makanya kita buat acara seperti ini supaya adik-adik suka makan ikan. Ikan itu enak, ikan itu sehat, ikan itu membuat adik-adik pintar,” tutur Rifky.

Untuk itu, tahun ini KKP menargetkan angka konsumsi ikan Indonesia 50,65 kg per kapita per tahun, naik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 47,34 kg per kapita per tahun. Guna memenuhi target baru ini, dibutuhkan tambahan ikan ke pasar domestik sekitar 800 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya.

“Perikanan tangkap saat ini target produksi kita 7 juta ton, budidaya juga 7 juta ton. Ini lebih dari cukup. Sebagian bahkan bisa kita ekspor,” imbuh Rifky.

 Selain dengan Safari Gemarikan, upaya peningkatan konsumsi ikan juga dilakukan melalui penyerahan bantuan budidaya lele sistem bioflok untuk pesantren dan sekolah berasrama lainnya.

Rifky menambahkan, ikan berperan dalam berbagai program pemerintah untuk pembentukan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing, di antaranya Program Kementerian Kesehatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), program peningkatan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan perkembangan otak anak-anak dibawah umur dua tahun (Baduta), serta Program KKP Gemarikan.

Angka konsumsi ikan perlu ditingkatkan untuk memperbaiki gizi masyarakat Indonesia. Rifky menyebutkan, angka konsumsi ikan Indonesia masih jauh di bawah Jepang dan Singapura, padahal kita memiliki sumber daya ikan yang berlimpah. Ia berpendapat, kandungan gizi pada ikan sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak guna mengurangi angka stunting (kekerdilan) dan mencegah kematian ibu hamil akibat melahirkan.

“Ada mitos bahwa kalau orang sedang hamil makan ikan itu bisa menyebabkan amis. Padahal ikan itu adalah bahan makanan yang berprotein tinggi. Justru ikan itu kalau di tanaman ibarat pupuk bagi tubuh manusia. Justru kalau dikasih makan ikan, memberi pupuk pada bayi dan ibunya untuk tumbuh kuat karena protein dan kandungan vitamin sangat luar biasa,” tambahnya.

Ikan juga merupakan sumber protein dengan komponen impor yang rendah dibandingkan telur ayam ras atau ayam ras itu sendiri. Hal ini karena pakan yang digunakan untuk peternakan ayam umumnya masih menggunakan pakan impor.

 “Mari kita makan ikan sehingga ketergantungan kita terhadap produk-produk dari luar (impor) bisa lebih rendah. Indonesia punya potensi besar di sektor perikanan baik tangkap maupun budidaya. Banyak makan ikan bisa mengurangi impor, misalnya pakan dengan dibarengi program pakan ikan mandiri,” terangnya.

Pemerintah juga telah menjamin ketersediaan stok ikan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 H. “Dalam 2 bulan ini, produksi ikan sudah 2,4 juta ton. Cukup untuk lebaran,” kata Rifky.

Sementara itu, Ketua Forikan Djoko Maryono mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk menumbuhkan kreativitas dalam mengolah ikan untuk keperluan konsumsi keluarga maupun usaha kuliner. “Kalau ikan disajikan dalam olahan yang beragam dan menarik, tidak itu-itu saja, keluarga akan lebih menyenangi ikan,” katanya.

 Masyarakat menyambut antusias kegiatan Safari Gemarikan dan Pasar ikan Ramadan ini. Cut Nisa misalnya, pendatang dari Aceh ini sengaja datang ke Pasar Ikan Ramadan untuk berburu hidangan bandeng presto. Ia mengaku, ia dan keluarga memang menggemari makanan berbahan dasar ikan, terutama bandeng, tenggiri, dan tuna.

Adapun pedagang ikan segar, Gilang, mengatakan, ia sengaja datang ke Jakarta dari Cirebon untuk memperkenalkan ikan tangkapan dari daerahnya. Ia menjual berbagai jenis ikan segar seperti jenis-jenis kakap, ikan senangin, kerapu, udang, cumi-cumi, dan sebagainya yang dibeli langsung dari nelayan sehingga kesegaran ikannya terjaga.

Harga yang ditawarkan pun terjangkau, yaitu Rp70.000 per kg untuk jenis kakap dan kerapu, Rp50.000 per kg untuk cumi-cumi, Rp40.000 per kg untuk ikan senangin, dan Rp100.000 per kg untuk udang laut.

 Sebagai informasi, pada kegiatan Safari Gemarikan dan Pasar Ikan Ramadan ini juga dilakukan penyerahan 500 paket Gemarikan bagi anak yatim piatu lintas agama yang berasal dari 25 yayasan/organisasi binaan KOWANI di wilayah DKI Jakarta. Selain itu juga dilaksanakan edukasi manfaat ikan; bazar produk perikanan dan kuliner; lomba mewarnai anak TK; dongeng perikanan oleh Klinik Psikologi Pelangi; demo memasak ikan kaleng; demo membuat olahan ikan; demo Mobil Alih Teknologi Ikan (ATI) Gemarikan; pemeriksaan kesehatan gratis; klinik mutu produk perikanan; mobil laboratorium mutu; dan sebagainya.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Ditjen PDSPKP dengan IBI yang ditandatangani oleh Dirjen PDSPKP Rifky Effendi Hardijanto dan Sekjen PP IBI Tuminah Wiratnoko, dan penandatanganan PKS antara Ditjen PDSPKP dengan Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari) oleh Dirjen PDSPKP Rifky Effendi Hardijanto dengan Ketua Periodik Pimpinan Pusat Perwari Tri Andriastuti. Kedua kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi publik dan co-ownership atas upaya peningkatan konsumsi ikan dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas. (p/ma)