Suara Buku tentang Perubahan Iklim

By Admin


Penulis: Swary Utami Dewi

The Climate Reality Leader Indonesia

nusakini.com - "Saya ingin selalu menyelipkan isu perubahan iklim dalam setiap tulisan saya," demikian komitmen Yudha Winarno, salah seorang Climate Reality Leader Indonesia dalam acara Bincang Buku Perubahan Iklim, 14 Agustus 2020. Yudha menjadi salah satu narasumber dalam ajang rutin bulanan besutan The Climate Reality Indonesia ini.

Yudha sendiri telah melahirkan novel "Putri Komodo" yang khusus bercerita tentang kisah seorang perempuan yang lahir, besar dan tinggal di Flores. Novel tersebut di dalamnya ada memggambarkan akibat perubahan iklim di wilayah ini, misalnya puting beliung. Pesannya, Yudha tidak ingin dampak perubahan iklim menggerus kehidupan manusia dan bumi, termasuk nemporak-porandakan wilayah timur Indonesia yang cantik ini.

Sama seperti Yudha, Climate Reality Leader lainnya, Puji Rianti, juga telah melakukan berbagai cara kreatif untuk menyuarakan isu perubahan iklim di dunia, khususnya Indonesia. Di sela-sela kesibukannya sebagai dosen, doktor lulusan universitas negeri ternama di Bogor ini menyempatkan diri mengkompilasi berbagai puisi karya generasi milenial bertemakan perubahan iklim. Buku "Antologi Bumi Bercerita" ini menjadi karya bersama komunitas Makna Kata yang diinisiasi Puji. Melanjutkan antologi puisi ini, Puji berkomitmen akan selalu menularkan kesadaran tentang isu perubahan iklim bagi generasi muda Indonesia, khususnya para mahasiswanya.

Terkait acara Bedah Buku ini, Dr Amanda Katili menjelaskan bahwa ajang ini merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk kreativitas dari The Climate Reality Indonesia. Acara bedah buku tersebut rutin diadakan setiap bulan dan menampilkan karya-karya para Climate Leader Indonesia. Moderator acara ini, Chichi Bernardus, juga mengajak yang hadir untuk bisa melahirkan lagi karya-karya kreatif dalam berbagai bentuk. Dalam ajang ini, juga ditampilkan video pesan khusus tentang isu budaya dan perubahan iklim dari Dr. Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagai catatan penutup, ajang ini memberi makna bahwa perhatian dan kepedulian terhadap perubahan iklim.bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk dan kreativitas termasuk juga dalam novel dan puisi.