Wamenag Apresiasi LPMQ Kawal Kesahihan Penerbitan Mushaf Al Quran di Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengapreasiasi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama yang selama ini telah mengawal kesahihan penerbitan mushaf Al-Qur’an yang beredar di Indonesia. Hal ini disampaikan Wamenag usai meninjau kesiapan pembukaan kembali Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI) pada masa new normal.  

Selain itu, menurut Wamenag, LPMQ melalui Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal memiliki peran dalam menjaga dan melestarikan warisan karya tulis Al-Qur’an dan arsitektur Islam. “Ini merupakan suatu upaya yang mulia untuk terus melestarikan warisan peradaban Islam. Baik melalui karya agung berupa tulisan, maupun peninggalan budaya atau pun arsitektur Islam,” tutur Wamenag, di Jakarta, Senin (06/07).  

Zainut Tauhid menegaskan, penting untuk menjaga kesahihan mushaf Al-Qur'an yang beredar agar terhindar dari kesalahan dalam bentuk apa pun. Menurutnya, sekalipun telah ada jaminan keautentikan Al-Qur’an secara langsung dari Allah, namun tetap diperlukan adanya kerjasama antara lembaga-lembaga yang terkait; yakni Kementerian Agama, dalam hal ini LPMQ, Majelis Ulama Indonesia (MUI), penerbit, percetakan dan masyarakat dalam menjaga orisinalitas tulisan dan bacaan Al-Qur’an.

Zainut Tauhid juga menekankan bahwa selain menjaga kesahihan teks Al-Qur’an, hal yang penting lainnya adalah menghadirkan pemahaman Al-Qur’an yang moderat (washatiyah). LPMQ bisa menjadi garda utama dalam mensosialisasikan prinsip-prinsip moderasi dalam beragama melalui literasi Al-Qur’an.  

“Salah satunya dengan menggiatkan kajian-kajian Al-Qur’an yang sistematis agar nilai-nilai Al-Qur’an senantiasa hidup dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat muslim Indonesia,” imbuhnya.  

Selanjutnya, Wamenag mengharapkan BQMI tidak hanya sebagai sarana untuk menyimpan koleksi-koleksi Al-Qur’an. Lebih dari itu, ia berharap BQMI juga bisa menjadi sarana rekreasi dan edukasi Al-Qur’an, dan tidak kalah saing dari museum-museum yang lain.  

"Jika perlu dilakukan modernisasi sehingga lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya, termasuk peningkatan layanan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi sesuai dengan era internet kini. Sehingga layanan dari BQMI dapat memanifestasikan berkah dari Al-Qur’an dalam terus mendukung berkembangnya umat Islam yang memiliki kesalehan personal sekaligus kesalehan sosial," tambahnya. 

Layanan BQMI sempat ditutup sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta pada 16 Maret 2020. Sejak itu, BQMI tidak melayani para pengunjung. Pembukaan kembali BQMI hari ini dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.  

Menurut Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag, Muchlis M Hanafi yang turut mendampingi Wakil Menteri Agama pada kegiatan ini, BQMI TMII selama ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di DKI Jakarta. Banyak pelajar dan peneliti yang berkunjung untuk belajar dan meneliti terkait perkembangan pentashihan dan pengkajian Al-Qur’an di Indonesia. Terhitung sejak 1 Januari 2020 hingga 15 Maret 2020 tidak kurang dari 23.200 orang telah berkunjung ke BQMI.

Untuk melakukan pentashihah Al-Qur’an, Muchlis menuturkan saat ini LPMQ memiliki 15 orang tenaga pentashih yang harus mengoreksi sekitar 150 master mushaf Al-Qur’an per tahunnya. “Mereka ini setiap hari kerjanya mengaji. Setiap orang ditargetkan untuk membaca tiga juz Al-Qur’an per hari agar dapat menyelesaikan permintaan tashih yang mencapai 150 master mushaf per tahun,” ungkap Muchlis.  

“Ini bukan baca cepat, tapi harus memperhatikan tanda titik dan harakatnya, apa ada yang kurang atau tidak,” imbuhnya.(p/ab)