Agus Sulistiyono adalah tokoh politik yang lahir tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus lima puluh tiga tahun silam. Beliau adalah anggota Komisi VII Partai Kebangkitan Bangsa yang menangani bagian energi sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup. Saat ini beliau tinggal di kota Banaran, tepatnya di kelurahan Sendangadi Mlati, Yogyakarta. Pengalaman organisasi beliau adalah bendahara DPW PKB DIY WK serta ketua masa jabatan 2004-2005 DPW PKB DIY WK. Sebelum terjun sebagai tokoh politik, beliau pernah bekerja di PT. Porodisa Transco Samarinda dan PT. Teluk Ethna Fak-Fak Irja pada tahun 1981. Karena pengalaman kerja yang relevan inilah beliau dipercaya menangani bagian energi sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup pada jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Dalam perannya sebagai Komisi VII FPKB, Agus Sulistiyono menilai adanya sikap ketidakmanusiawian serta feodalisme sektor pertambangan dalam insiden di Bima. Beliau menuturkan bahwa tidak ada tambang besar di Republik Indonesia ini. Beliau turut prihatin dengan adanya pertumpahan darah dan kesenjangan sosial di Bima Nusa Tenggara Barat yang merupakan sebuah hasil dari masalah sosial yang melanda negeri. Sebagai tokoh politik yang mengemban amanah rakyat, beliau ingin kasus yang terjadi di Bima ataupun di daerah-daerah lainnya berkaitan dengan tambang besar di Indonesia untuk diselesaikan secara nasional dan tidak secara kasus per kasus. Melalui pantauan politik dan kritik inilah beliau menuangkan kepeduliannya terhadap rakyat Indonesia mengenai penjajahan kasat mata yang saat ini sedang melanda negeri, namun masih belum juga disadari. Indonesia membutuhkan sosok yang berani angkat bicara demi membela nasib rakyat dan kesejahteraan kehidupan orang banyak.