Peringatan HDI 2025, Gus Ipul Tegaskan Keberpihakan Presiden terhadap Penyandang Disabilitas

By Admin


nusakini.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan Presiden Prabowo Subianto memiliki kepedulian khusus terhadap kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas. 

Kepedulian Presiden Prabowo dalam membela penyandang disabilitas tercantum dalam Asta Cita Presiden dan Inpres No. 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). 

"Ini mencakup data-data penyandang disabilitas secara rinci. Sebab, menurut Pak Presiden, kalau data valid dan sesuai kenyataan, maka program yang dirancang akan tepat sasaran dan berdampak," ujar Gus Ipul dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 yang diselenggarakan Partai Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (8/12/2025).

Ia menegaskan sebelum ada DTSEN, Indonesia tidak pernah memiliki data tunggal penyandang disabilitas. Data ini menampilkan potret penyandang disabilitas seluruh Indonesia dengan tingkat kehidupannya dan ukuran yang sudah ditentukan.

"Dan kita beri kartu penyandang disabilitas. Dengan kartu itu diharapkan nanti akan ada layanan-layanan yang bisa diberikan oleh pemerintah baik dalam bentuk perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi, dan pemberdayaan," katanya.

Ia menyebut data tersebut juga menampilkan kategori penyandang disabilitas mulai dari disabilitas fisik, mental, intelektual, dan sensori lainnya. Data ini juga berisi informasi by name dan by address.

"Data ini menjadi penting, apakah para penyandang disabilitas yang hadir di sini benar-benar sudah masuk dalam DTSEN? Nanti lewat organisasi penyandang disabilitas akan bisa kita lakukan cross check bersama," ucapnya.

Lantaran itu Gus Ipul mengajak seluruh organisasi penyandang disabilitas untuk pro aktif memverifikasi DTSEN. Jika ada yang keliru, maka data ini bisa dikoreksi. 

"Nanti ada kartunya, di samping NIK, ada nomor registrasi penyandang disabilitasnya. Tahun ini sudah 1 juta lebih, target kami tahun depan lebih besar lagi. Sehingga para penyandang disabilitas punya identitas yang cukup jelas," terangnya.

Gus Ipul menjelaskan identitas ini nantinya akan digunakan untuk layanan bantuan dari pemerintah. Saat ini, para penyandang disabilitas yang sudah masuk DTSEN, telah diintervensi dengan program keluarga harapan (PKH), bantuan kesehatan, iuran BPJS Kesehatan, dan permakanan.

"Tentu atas arahan bapak Presiden, negara ingin memastikan bahwa setiap bantuan sosial menjadi jembatan menuju pemberdayaan, dan tiap pemberdayaan menjadi pijakan bagi penyandang disabilitas untuk berkarya setara sebagai bagian dari kekuatan bangsa," tuturnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul menegaskan keinginannya agar para penyandang disabilitas dapat memperoleh hak-haknya, memperoleh penghormatan, dan akomodasi dari berbagai kebijakan pemerintah dan penyelenggaraan fasilitas publik sehingga mereka juga bisa merasakan kesejahteraan dari proses pembangunan. 

Ia optimistis harapan ini akan tercapai lantaran intervensi terhadap penyandang disabilitas sesuai arahan Presiden Prabowo sudah jelas dan makin terukur. Ditambah lagi dengan adanya dukungan dari Partai Gerindra yang berjuang di parlemen.

Ke depan Gus Ipul menargetkan para penyandang disabilitas bisa digraduasi dari desil 1 DTSEN ke tingkat selanjutnya agar menjadi keluarga yang lebih berdaya dan sejahtera.

"Saya mau apresiasi Pak Hashim beserta Partai Gerindra yang selama ini selalu berjuang terus menerus agar para penyandang disabilitas mendapat perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial," katanya. 

Usai memberikan sambutan, Mensos Gus Ipul secara resmi membuka acara peringatan HDI 2025 Partai Gerindra.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Pansehat Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengatakan pernah berjanji sejak April 2013 akan memperjuangkan Undang-Undang Disabilitas untuk menggantikan Undang-Undang (UU) Penyandang Cacat. UU ini ditujukan untuk meningkatkan martabat para penyandang disabilitas. 

"Gerindra dari dulu dan sekarang dalam kekuasaan makin bertekad meningkatkan derajat, kesejahteraan, mutu kehidupan dari kawan-kawan kita dari disabilitas," katanya.

Ia mengakui peran sertanya memang ada dimensi personal. Usai 2013 memperjuangkan UU Disabilitas, cucunya lahir pada 2017 dengan kondisi down syndrome.

"Saya kira semua peran serta saya dan keluarga saya itu sudah termasuk takdir dari Tuhan. Saya kira Tuhan sudah tahu dan Tuhan mengajak saya dalam perjuangan saudara-saudara," katanya.

Menurutnya, DTSEN menjadi bagian dari ekosistem inklusif. Sebab, melalui DTSEN akan diketahui siapa dan di mana penyandang disabilitas yang berhak mendapat bantuan dari pemerintah.

"Memang sedang dirancang oleh kementerian perumahan dan kawasan pemukiman, memang ada jatah (hunian) nanti untuk disabilitas," katanya. (*)