Rohmani lahir dari keluarga sederhana. Ia tumbuh dan besar dari lingkungan keluarga sederhana. Ditengah kesederhanaan itu, kecintaan terhadap ilmu tetap bersemai dalam dirinya. Kecintaan terhadap dunia pendidikan mendorong Rohmani untuk berbuat banyak hal dalam memajukan dunia pendidikan. Selama duduk di komisi X, komisi yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan olahraga, ia telah memperjuangkan berbagai undang-undang untuk membenahi dunia pendidikan nasional. Salah satu perjuangannya di Senayan adalah lahirnya pendidikan guru gratis dan berkualitas. Ia sudah menjalin komunikasi dengan Asosiasi Lembaga Perguruan Tinggi Tenaga Kependidikan Indonesia (ALPTKI) untuk menciptakan pendidikan keguruan yang berbasis kedinasan. Karena menurutnya, perbaikan pendidikan nasional harus dimulai dari guru.
Kiprahnya sebagai politikus selalu berpusat pada dunia pendidikan yang berbasis kemasyarakatan. Ia juga sering mengadakan temu guru untuk mendengarkan keluhan guru. Dalam acara Tegal-Reses IV tahun 2011 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dimanfaatkan Rohmani menemui konsituen dan stakeholder pendidikan. Selain bertemu langsung masyarakat Tegal dan Brebes, anggota Komisi X DPR itu juga melakukan komunikasi dengan berbagai stakeholder pendidikan. Rohmani menemui guru dan pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk mendengarkan dan memberikan masukan kepada para guru yang berkumpul saat itu tentang bagaimana mengembangkan dunia pendidikan di daerah tersebut.
Rohmani juga mendukung langkah Komisi II DPR dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) untuk menghapus dewan buku nasional sebagai lembaga nonstruktural. Rohmani mendukung hal tersebut dalam konteks fungsinya sebagai lembaga nonstruktural pemerintah. Namun Rohmani tegas menolak lembaga yang memikul masalah perbukuan itu dihilangkan. Menurutnya lembaga ini sangat penting untuk memfasilitasi pendidikan di Indonesia, terutama untuk warga yang tidak mampu.