Tanggal 20 Maret 2011 untuk kesekian kalinya DPR kembali berduka. Kali ini adalah seorang politisi asal Fraksi Partai Amanah Nasional Rudy Sukendra Sindapati. Pria kelahiran Sei Gerong, 23 Januari 1964 ini dinyatakan meninggal akibat serangan jantung. Kabar duka tersebut sontak saja membuat banyak pihak dan rekan kerja tak percaya. Bagaimana tidak jika malam sebelum Rudy menghembuskan nafas terakhirnya ia masih mengikuti rapat bersama rekan-rekan Komisi VI di Yayasan Sosial Solusi Bangsa. Atas permintaan keluarga, Rudy dimakamkan di TPU Pondok Kelapa tanpa disemayamkan di gedung DPR terlebih dahulu untuk diberikan penghormatan terakhir.
Dikenal sebagai sosok pekerja keras dan tidak pernah mengeluh, Rudy memulai karir politiknya saat ia duduk sebagai Sekretaris Pribadi Ketua MPR Amien Rais periode 1999-2004. Tak hanya itu, dalam waktu yang bersamaan ia juga menjadi Wakil Direktur The Amien Rais Centre pada 2000-2004. Berlanjut menjadi Sekretaris Pribadi Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir periode 2004-2009, dan Ketua Departemen Internal Sekuriti DPP PAN periode 2005-2010.
Meski terbilang baru, namun sepak terjang lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini patut diacungi jempol. Lihat saja karirnya melesat cepat, ia bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPP Sentra Reformasi Pekerja Nasional periode 2007-2010. Ia pun pernah menjadi staf ahli Ketua Komisi VI DPR periode 2007-2009.
Sebelum aktif di dunia politik, Rudy sempat meniti karir di beberapa perusahaan seperti PT Merdi Mahayana sebagai marketing periode 1990-1991 berlanjut pada karir di PT Trakindo Utama periode 1991-1998.
Menjadi bagian dari komisi yang membawai bidang perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN, dan standarisasi nasional, Rudy sempat melemparkan usulan menarik terkait pemberian reward dan punishment pada perusahaan BUMN yang berprestasi maupun sebaliknya.